Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CAD 2018 Diyakini Dapat Turun Jadi 2,5%, Ini Perinciannya

Bank Indonesia meyakini defisit transaksi berjalan dapat turun menjadi sekitar 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini dari kisaran di bawah 3% pada 2018
ilustrasi./Antara
ilustrasi./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia meyakini defisit transaksi berjalan dapat turun menjadi sekitar 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini dari kisaran di bawah 3% pada 2018.

"Ke depan, current account deficit [CAD] akan menurun ke menjadi sekitar 2,5% PDB didukung oleh koordinasi, keseriusan, dan langkah konkret untuk mendorong ekspor dan menurunkan impor," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung BI, Senin (7/1).

Adapun, kebijakan itu a.l. program B20, pariwisata, penundaan proyek infrastruktur, penggunaan produksi mintak mentah dalam negeri, dan peningkatan PPh 22 impor.

Menurut Perry, semua program ini berkontribusi sebesar 0,34% atau US$3,61 miliar terhadap penurunan defisit transaksi berjalan.

Pertama, program B20 berdampak terhadap ekspor dan impor sebesar US$1,53 miliar atay 0,145% terhadap defisit transaksi berjalan.

Kedua, pariwisata akan menyumbang US$1,05 miliar atau 0,10% terhadap defisit transaksi berjalan. Ketiga, penundaan proyek infrastruktur berkontribusi sebesar US$686,7 juta atau 0,07% terhadap defisit transaksi berjalan.

Keempat, penggunaan produksi minyak mentah dalam negeri sebesar US$191,4 juta atau 0,01% terhadap defisit transaksi berjalan. Kelima, BI memperkirakan penerapan PPh 22 impor akan menyumbang US$150 juta atau 0,01% terhadap defisit transaksi berjalan.

Lebih lanjut, BI meyakini defisit transaksi berjalan pada kuartal IV/2018 akan lebih baik dari perkiraan. Perry menuturkan defisit transaksi berjalan pada kuartal III/2018 mencapai 3,37% terhadap PDB atau US$8,8 miliar.

Angka ini meningkat dibandingkan defisit transaksi berjalan kuartal II/2018 sebesar 3,02% terhadap PDB atau US$8 miliar.

Dari data BI, defisit ini didorong oleh nilai impor yang meningkat tajam sebesar US$48,1 miliar. Ekspor juga mengalami peningkatan hingga US$47,7 miliar. Namun, peningkatan tersebut tidak dapat melampaui lonjakan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper