Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta penguatan konsolidasi mulai dari sektor riil, fiskal, dunia usaha, hingga moneter di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Hal tersebut dikemukakan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam Sidang Kabinet Paripurna 2019 di Istana Negara, Senin (7/1/2019).
"Ke depan, di 2019 ini saya kira kita masih akan menghadapi tantangan yang tidak ringan gejolak ekonomi dunia, tekanan-tekanan eksternal. Oleh sebab itu, sekali lagi saya minta konsolidasi antara sektor riil, dunia usaha, dunia industri dengan moneter dengan fiskal yang sudah dirancang bisa terkonsolidasi dengan baik," kata Jokowi.
Penguatan tersebut diharapkannya dapat memberikan dampak positif terhadap upaya pemerintah dalam mengendalikan impor, memacu ekspor, dan menggenjot modal di Tanah Air.
Optimisme pertumbuhan ekonomi tahun ini yang disebutnya juga berdasar atas kinerja positif pada tahun lalu. Bahkan, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini bakal menyentuh 5,15%.
"Kita perkirakan tumbuh sekitar 5,15%, kemudian inflasi terkendali pada tingkat yang rendah di bawah 3,5%, nilai tukar rupiah juga terus bisa dijaga," ujar Jokowi.
Jokowi menambahkan realisasi APBN 2018 juga menunjukkan kinerja yang sehat dan kredibel. Hal itu ditunjukkan dengan defisit sebesar 1,76% dari PDB lalu dilanjutkan dengan keseimbangan primer sebesar negatif Rp1,8 triliun.
"Pendapatan Rp1.942 triliun melampaui target APBN yaitu tercapai 102,5% dari APBN 2018. Belanja negara untuk mendukung target pembangunan optimal mencapai 99,2% dari APBN 2018. Sekali lagi mencapai 99,2%dari APBN 2018," tegas Jokowi.