Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Biodiesel 2018 Sebanyak 6,01 Juta Kl

Produksi biodiesel sepanjang 2018 mencapai 6,01 juta kiloliter, melampaui target yang ditetapkan sebesar 5,70 juta kiloliter.
Kebijakan bauran biodiesel 20% atau B20./Bisnis-Radityo Eko
Kebijakan bauran biodiesel 20% atau B20./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA — Produksi biodiesel sepanjang 2018 mencapai 6,01 juta kiloliter, melampaui target yang ditetapkan sebesar 5,70 juta kiloliter.

Produksi itu mencakup kepentingan ekspor ataupun pemanfaatan domestik untuk program B20 serta kepentingan domestik di luar B20.

Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, dari total jumlah itu, pemanfaatan biodiesel dalam negeri pada 2018 mencapai 4,02 juta kl yang meliputi penggunaan bagi program campuran biodiesel sebanyak 20% (B20) dalam BBM dan di luar program.

Capaian ini berdampak pada penghematan devisa negara sekitar US$2,01 miliar atau setara dengan Rp28,42 triliun.

Namun, lanjut Feby, implementasi B20 oleh Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN), realisasinya masih mencapai sekitar 3,2 juta kilo liter.

“Jadi tambahan lainnya untuk B20 itu, Mereka [Produsen-produsen] kan ada yang pakai untuk industri mereka sendiri,”katanya Jumat (4/1/2019).

Adapun data ESDM menyebut, secara berturut-turut produksi biodiesel sejak 2014 adalah sebagai berikut: 3,32 Juta KL (2014), 1,62 Juta KL (2015), 3,65 Juta KL (2016) dan 3,41 Juta KL (2017). Naiknya serapan ini tak lain karena kebijakan B20 yang digalakkan massif di berbagai sektor sejak 1 September 2018 lalu, yang diharapkan mampu mengurangi beban impor BBM

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 41 Tahun 2018, badan usaha BBM yang tidak memenuhi ketentuan, yakni tidak melakukan pencampuran, akan dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar Rp6.000 per liter volume biodiesel yang wajib dicampur dengan volume Solar pada bulan berjalan dan berupa pencabutan izin usaha.

Adapun untuk meminimalisir keterlambatan suplai Fatty Acid Methyl Esters (FAME) dari BU BBN ke BU BBM dalam memenuhi kebutuhan tahun depan, Aprobi meminta BU BBM untuk dapat mengirimkan purchase order terkait dengan seberapa besar FAME yang harus dipasok jauh-jauh hari atau paling lambat 14 hari sebelum dimulainya pelaksanaan program B20 pada Januari 2019.

Terkait hal ini, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan Paulus mengaku sudah semua BU BBM telah mengirimkan PO kebutuhan bahan baku B20 tersebut untuk pelaksanaan B20 mulai Januari 2019. Untuk tahun depan, pemerintah telah menetapkan alokasi biodiesel periode Januari—Desember 2019 sebesar 6.197.101 kiloliter (kl) yang akan diproduksi oleh 19 badan usaha BBN.

Sanksi serupa juga berlaku untuk badan usaha BBN, yakni bagi BU BBN yang tidak menyalurkan sesuai dengan alokasi volume biodiesel serta waktu dan spesifikasi biodiesel yang disepakati dalam kontrak.

CPO melemah, pengaruhi HIP Biodiesel Januari 201 9

Sementara itu, Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati pada Januari 2019 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. HIP bahan bakar biodiesel turun sebesar Rp 218 per liter menjadi Rp6.371 per liter dari bulan Desember 2018.

Harga tersebut ditambah besaran ongkos angkut sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri ESDM No. 350/K/12/MEM/2018.

Sebelumnya, berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, HIP biodiesel terus merosot sejak bulan Oktober 2018 dari Rp 7.341 per liter menjadi Rp 6.371 per liter pada bulan Januari 2019.

Bila dibandingkan year on year (yoy), pergerakan harga Biodiesel ini mirip pada periode tahun sebelumnya dimana HIP biodiesel melemah sejak bulan Oktober 2017 dari Rp 8.518 per liter menjadi Rp 8.000 per liter pada bulan Januari 2018.

Penurunan HIP biodiesel pada Januari ini dipicu oleh harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) periode 15 November 2018 - 14 Desember 2018. Adapun harga CPO juga mengalami penurunan menjadi Rp 5.872 per kg dari sebelumnya Rp 6.086 per kg.

Penurunan harga terjadi pula pada Bioetanol pada awal tahun ini. Kementerian ESDM menetapkan HIP Bioetanol sebesar Rp 10.274 per liter. Terhitung sejak November 2018, HIP Bioetanol menurun dalam kurun waktu tiga bulan terakhir dari Rp10.457 (November) dan Rp10.362 (Desember).

HIP Bioetanol ditentukan oleh rata-rata tetes tebu KPB selama 15 Juli sampai 14 Desember 2018 sebesar Rp1.611 per kg ditambah besaran dolar Amerika sebesar 0,25 USD per liter. Besaran rata-rata tetes tebu KPB tercatat sama untuk perhitungan bulan sebelumnya.

Sebagai informasi, besaran HIP BBN tersebut digunakan dalam rangka pelaksanaan mandatori B20 dan berlaku untuk pencampuran Minyak Solar baik jenis BBM Tertentu Dan Umum. HIP BBN sendiri ditetapkan setiap bulan dan dilakukan evaluasi paling sedikit 6 bulan sekali oleh Direktur Jenderal EBTKE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper