Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KIEC Kembangkan Kawasan Industri III 420 Hektare

PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), anak usaha PT Krakatau Steel Tbk., akan mengembangkan kawasan industri III di kawasan Serang.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), anak usaha PT Krakatau Steel Tbk., akan mengembangkan kawasan industri III di kawasan Serang.

Direktur Utama PT KIEC Priyo Budianto mengatakan, melalui kerja sama dengan Krakatau Steel, kawasan industri tersebut akan dikembangkan seluas 420 hektare, namun hingga saat ini izin yang dikantongi masih untuk lahan seluas 220 hektare.

"Dari luas lahan 550 hektare di kawasan industri I dan 75 hektare di kawasan industri II, sekarang rencana pengembangan di kawasan III seluas 420 hektare," kata Priyo kepada Bisnis, belum lama ini.

Dia mengatakan kawasan industri I dan II sudah hampir habis terjual, yaitu sekitar 95%. Pihaknya menargetkan 2019 akan habis terjual. Oleh karena itu KIEC memastikan pengembangan kawasan industri tiga akan dimulai pada awal 2020.

Saat ini perusahaan telah melakukan pembebasan lahan sebanyak 60% dan direncakan akan selesai pada 2019 untuk total 420 hektare lahan.

Pihaknya telah menyiapkan dana Rp600 miliar untuk belanja lahan. Sedangkan untuk pengembangan infrastruktur, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp1 triliun hingga Rp2 triliun.

Selain lahan milik perusahaan, KIEC akan bekerjasama dengan PT Panca Puri, sehingga kawasan industri III akan dijadikan sebagai kawasan industri yang terintegrasi. Lahan yang dimiliki oleh PT Panca Puri sekitar 350 hektar, jadi total menjadi 800 hektare.

Sebagai penarik calon pembeli, KIEC juga akan menyediakan fasilitas pergudangan. Dia menjelaskan  efektifnya pergudangan yang disewakan sekitar 20% hingga 25%, yaitu 50 hektare dari total seluruh lahan 420 hektare.

Priyo memaparkan kawasan industri eksisting KIEC ditempati oleh pembeli lokal maupun pembeli asing, yang kebanyakan berasal dari Korea, Jepang, Australia, dan Jerman.

Selain itu, berbeda dengan kawasan industri lainnya, KIEC memiliki segmentasi sendiri, yang kebanyakan pembeli berasal dari sektor industri berat, seperti baja dan kimia. Lahan yang di tawarkan KIEC seharga Rp1,9 juta hingga Rp2 juta per m2.

Andalkan Bisnis Pendukung

Terkait 2019, Priyo menilai pasar kawasan industri akan sedikit sulit, bahkan kemungkinan belum ada pergerakan hingga Juni 2019, salah satunya adalah karena Pemilu.

Oleh karena itu, dia menjelaskan KIEC menguatkan bisnis pendukung lantaran perusahaan tidak berharap banyak dari pertumbuhan kawasan industri. Akan tetapi, pihaknya telah memiliki strategi tersendiri untuk kawasan industri. Ada beberapa pembeli potensial yang sudah difollow-up di 2018, tinggal menunggu situasi iklim bisnis pada 2019.

Bisnis Pendukung KIEC yaitu ada di sektor komersial yang mencakup hotel, langan golf, Krakatau Water World, dan fasilitas olahraga, serta sektor perumahan.

Priyo menjelaskan okupansi bisnis hotel yang dikembangkan KIEC, The Royale Krakatau, cukup baik, jika dirata-ratakan mencapai 80%. Pihaknya tengah membangun hotel second wing The Royale Krakatau di lokasi yang sama sekitar 5.000 m2 dengan jumlah 99 kamar.

KIEC juga akan mengembangkan dua klaster baru di perumahan kawasan industri KIEC pada 2019. Selain itu, pihaknya akan menggenjot penjualan perumahan eksisting, yang dibangun di atas lahan seluas 20 hektare, sebanyak tiga klaster dengan masing-masing klaster seluas 2 hektare.

Perumahan tersebut ditawarkan dengan harga sekitar Rp400 juta, dengan target pasar yaitu para pekerja di kawasan industri tersebut.

Dia mengatakan penjualan untuk segmen menengah cukup positif. Sebelumya, pihaknya pernah meluncurkan hunian dengan harga Rp800 juta, namun tidak terserap dengan baik.

Pihaknya menargetkan marketting sales Rp500 miliar, naik 20% dari target 2018. Dia menjelaskan hingga saat ini pendapatan masih didominasi dari penjualan lahan indusri yaitu, sebanyak 70%.

"Strateginya kami harus agresif namun selektif karena memang keterbatasan equity, sementara  60% pendapatan didapat dari kawasan industri, jadi 6 bulan pertama harus perform agar casflow dan operasional perusahaan dapat berjalan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper