Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri di Luar Jabodetabek Berpotensi Tumbuh

Kawasan industri yang masih stabil beberapa tahun terakhir, diperkirakan pada 2019 akan bertumbuh di luar kawasan Jabodetabek.
Suasana di kawasan industri terpadu Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (8/3/2018)./ANTARA-Zabur Karuru
Suasana di kawasan industri terpadu Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (8/3/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Kawasan industri yang masih stabil beberapa tahun terakhir, diperkirakan pada 2019 akan bertumbuh di luar kawasan Jabodetabek.

Senior Director Leads Property Services Indonesia Darsono Tan mengatakan akan ada pergeseran di mana pelaku industri mengincar lokasi yang upah minimum regionalnya (UMR) lebih rendah. "Akan ada shifting ke daerah luar Jabodetabek karena jika dibandingkan, UMR di daerah masih lebih rendah," kata Darsono kepada Bisnis, belum lama ini.

Dia menjelaskan pekerja industri dan ketergantungan impor yang tinggi mempengaruhi customer merelokasi ke wilayah yang lebih murah. Sementara kawasan industri di kawasan Jakarta sudah tidak bisa lagi bertambah karena pembebasan lahan juga semakin mahal.

Darsono menilai permintaan kawasan industri masih  tetap berada di tren yang positif dengan permintaan kawasan industri paling banyak yaitu untuk keperluan logistik dan pergudangan, 3PL, dan e-commerce.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar mengatakan kondisi politik yang stabil akan mempengaruhi iklim investasi, termasuk pasar lahan industri. Dia menjelaskan penjualan pada tahun lalu sebenarnya sudah memperlihatkan perbaikan, namun belum mampu mengimbangi penjualan pada tahun-tahun sebelumnya.

Penjualan lahan industri tertinggi dalam 10 tahun terakhir terjadi pada 2011 di mana para pengelola kawasan industri mampu menjual total lebih dari 1.200 hektare.

Head of Investor PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) Erlin Budiman mengatakan SSIA akan mengembangkan 300 hektare lahan untuk kawasan industri di Subang, Jawa Barat, pada 2019.

Erlin mengatakan pihaknya membidik lokasi Subang karena pihaknya yakin Subang akan menjadi salah satu kawasan industri yang berkembang.

Dia menilai rendahnya upah minimum pekerja (UMP) dan masih banyak tersedia pekerja di Subang menjadi salah satu faktor penarik calon pelanggan. "UMP di Subang masih berada jauh di bawah Jabodetabek, yaitu sekitar Rp2,5 juta, supply karyawan di Subang juga masih sangat banyak," kata Erlin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper