Bisnis.com, JAKARTA - Bagian talut jalan tol Trans Jawa di kilometer 489 yang longsor di Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Boyolali, hanya beberapa hari setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, mendapat sorotan dari mantan Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum, Suhendra Ratu Prawiranegara.
“Klaim pemerintah berhasil membangun tol Trans Jawa tidak terbukti. Buktinya baru diresmikan beberapa hari, sudah ambrol. Bukan prestasi namanya. Pembangunan infrastruktur harus berkelanjutan. Sayang kan, sudah uang hasil utang, tapi produk pembangunannya tidak berkelanjutan," kata Suhendra dalam pernyataan pers Media Center Prabowo-Sandi, Kamis (27/12/2018).
Suhendra menjelaskan posisi jalan tol tersebut lebih tinggi dari areal persawahan di kanan dan kirinya, sekitar 5 meter.
Kerusakan serupa diduga bisa terjadi di lokasi lain. Karenanya, pemerintah harus melakukan audit total terhadap pembangunan jalan tol Trans Jawa.
“Harus ada audit total terhadap pembangunan jalan tol Trans Jawa. Ini menyangkut keselamatan masyarakat pengguna jalan tol. Jangan sampai keselamatan mereka dikorbankan gara-gara proyek kejar tayang ini,” kata Suhendra.
Suhendra mengatakan, pembangunan seluruh proyek infrastruktur dalam 4 tahun terakhir termasuk jalan tol Trans Jawa, terkesan terburu-buru dan dikebut untuk kepentingan kampanye.
Hal itu tersirat saat Presiden Joko Widodo memberi tenggat waktu kepada jajaran menterinya agar menyelesaikan seluruh proyek pembangunan infrastruktur sebelum bulan April tahun 2019.
Baca Juga
Suhendra menilai, pembangunan proyek infrastruktur kejar tayang menyebabkan kualitas bangunan dan keselamatan pekerja tidak terjamin. Sebab itu, sudah sepatutnya bila Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pro aktif melakukan audit atas proyek-proyek infrastruktur tersebut.
“Jangan hanya sekedar tayang , tapi kualitas infastruktur dan keselamatan pekerja jadi nomor kesekian. Karena sudah ada contoh selama 2018 kecelakaan kerja sangat banyak terjadi,” tegasnya.