Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) mewaspadai ancaman longsor yang terjadi di sepanjang jalur kereta api menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2019.
Potensi rawan longsor disebut berada di daerah Jawa Barat (Jabar) bagian selatan seperti Garut dan Tasikmalaya. KAI diminta untuk terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat untuk mengantisipasi ancaman ini.
Koordinasi bisa dilakukan dengan menggelar inspeksi untuk menyusuri terhadap titik-titik mana saja yang dianggap rawan longsor. Apalagi, saat ini beberapa daerah kerap diguyur hujan.
"Karena sekali anjlok, bisa mengganggu perjalanan," ujarnya, di Stasiun Senen, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Sebelumnya, KAI mengaku telah mempersiapkan mitigasi bencana pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru kali ini, termasuk dalam aspek prasarana, terutama untuk daerah-daerah rawan bencana alam. Di sepanjang jalur KA Jawa-Sumatra, terdeteksi 305 titik rawan banjir, longsor, dan amblas.
KAI pun menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS), antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), serta alat penambat rel di titik-titik yang telah ditentukan.
Selain itu, perusahaan pelat merah itu juga menyiagakan tenaga flying gank, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PJL) Ekstra, dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatra untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa yang menghambat perjalanan KA.
Total sebanyak 1.423 petugas disiagakan dengan perincian 415 personel PPJ Ekstra, 867 personel PJL Ekstra, dan 141 personel posko daerah rawan.