Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perjanjian Dagang: Setelah Mozambik, Indonesia Sasar Negara Afrika Lainnya

Indonesia membuka peluang besar kerja sama perdagangan dengan negara-negara Afrika. Hal ini tidak terlepas dari ketertarikan sejumlah negara usai penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) pada April 2018 di Bali.
Direktur Kerja Sama Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Daniel Tumpal Simanjuntak saat berbincang di Jakarta, Jumat (21/12/2018)/Bisnis-Iim Fathimah Timorria
Direktur Kerja Sama Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Daniel Tumpal Simanjuntak saat berbincang di Jakarta, Jumat (21/12/2018)/Bisnis-Iim Fathimah Timorria

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia membuka peluang besar kerja sama perdagangan dengan negara-negara Afrika. Hal ini tidak terlepas dari ketertarikan sejumlah negara usai penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) pada April 2018 di Bali.

"Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan mengumumkan bahwa terdapat kesepakatan untuk memulai negosiasi Preferential Trade Agreement (PTA) dengan beberapa negara Afrika. Ada dua negara yang menyatakan ketertarikan yaitu Mozambik dan Tunisia," kata Direktur Kerja Sama Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Daniel Tumpal Simanjuntak di Jakarta, Jumat (21/12/2018).

Sejauh ini Indonesia dan Mozambik telah mencapai kesepakatan atas sebagian besar artikel dalam PTA. Perundingan ini, lanjut pria yang kerap disapa Tumpal tersebut, sebenarnya telah dimulai sejak kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Mozambik pada Maret 2017.

"Proses dimulainya pembahasan PTA dengan Mozambik sudah hampir dua tahun lalu. Secara resmi di IAF Mozambik menyatakan siap untuk PTA. Jadi untuk PTA itu prosesnya panjang," papar Tumpal.

Dalam kunjungan tersebut, Indonesia menyatakan ajakan untuk lebih memerhatikan Afrika sebagai mitra ekonomi dan mengadakan kesepakatan penurunan tarif. Adapun perundingan PTA dengan Mozambik diperkirakan berlanjut dalam putaran ketiga yang rencananya berlangsung Januari atau Februari 2019 dan dapat dapat selesai pada tahun yang sama.

Tumpal mengungkapkan perundingan PTA adalah langkah awal untuk mencapai kerja sama perdagangan yang lebih komprehensif. PTA hanya mengatur arus komoditas yang disepakati kedua negara, belum mencakup arus jasa dan orang.

"Untuk Afrika kita mulai dari yang gampang dulu, hanya freedom of movements of goods. Tidak membebaskan jasa dan tidak membahas orang atau pelaku bisnis. PTA itu komoditasnya juga terbatas baru sekitar 100 yang diusulkan," jelas Tumpal.

Tumpal mengungkapkan PTA dengan Mozambik akan menjadi kerja sama yang strategis, karena jika berhasil, akan banyak kerja sama yang dijalin dengan negara tersebut dan mitra esensial di Afrika lainnya.

"Atas arahan Menlu, seluruh negara Afrika jadi prioritas kita. Menlu telah memerintahkan seluruh kepala perwakilan di Afrika untuk menggaet mitra dan menawarkan PTA," kata Tumpal.

Selain Mozambik, beberapa negara Afrika juga menyampaikan minat mereka untuk menjalin kerja sama dagang. Di antaranya adalah Senegal, Pantai Gading, Niger, dan Zanzibar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper