Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah warga Amerika yang memperkirakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan memburuk pada tahun depan mencapai titik tertingginya sejak 2013.
Jajak pendapat NBC/Wall Street Journal nasional menunjukkan bahwa secara keseluruhan, 28% warga Amerika mengatakan ekonomi akan menjadi lebih baik pada 2019. Kendati demikian, sebanyak 33% responden memprediksi yang sebaliknya.
Angka tersebut pada dasarnya berbanding terbalik dengan survei yang dilakukan pada Januari ketika lebih banyak warga yang terlihat optimistis atas ekonomi AS. Saat itu, 35% responden mengatakan ekonomi akan membaik, sedangkan 20% mengatakan akan memburuk.
“Untuk pertama kalinya dalam kepresidenan Trump, jaring pengamannya atas ekonomi yang kuat menunjukkan tanda-tanda terurai,” kata Fred Yang, seorang penghimpun jajak pendapat yang tergabung dengan Hart Research Associates, seperti diberitakan Bloomberg.
Jajak pendapat, yang dilakukan sebulan setelah pemilu paruh waktu digelar pada November, menunjukkan lebih banyak warga Amerika yang menginginkan kubu Demokrat di dalam kongres agar memimpin dalam menetapkan kebijakan untuk AS.
Hanya satu dari 10 responden yang mengatakan bahwa Presiden Donald Trump memahami dari hasil pemilu paruh waktu bahwa para pemilih menginginkan perubahan, dan bahwa ia telah membuat penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
Baca Juga
Jajak pendapat yang dirilis Minggu (16/12) waktu setempat itu juga menunjukkan mayoritas warga Amerika yakin atas ketidakjujuran Trump terkait penyelidikan terhadap campur tangan Rusia dalam kampanye kepresidenan pada 2016.
Adapun persentase responden yang mengatakan Trump jujur dan dapat dipercaya perihal penyelidikan yang sama menurun menjadi 34% dari 38% pada bulan Agustus.
Separuh dari jumlah responden bahkan mengatakan bahwa penyelidikan itu telah memunculkan keraguan mereka tentang kepresidenan Trump, seorang figur sentral Partai Republik. Dukungan atas kinerja Trump turun menjadi 43% dari 46% tepat sebelum pemilu November.
Sementara itu, gabungan 38% pemilih terdaftar mengatakan akan kembali memilih Trump pada tahun pilpres 2020, jauh di bawah besarnya persentase yang mengatakan tidak akan memilihnya yakni 52%.