Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Inggris berencana memperkuat kerjasama untuk mengatasi pembalakan liar dan mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Inggris yang diwakili dua menterinya di sela pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim (COP)-24 di Katowice, Polandia.
Pertemuan bilateral ini membahas kerjasama Indonesia-Inggris yang sedang berlangsung, serta komitmen untuk saling memperkuat kerjasama di sektor lingkungan hidup dan kehutanan.
''Antara Inggris dan Indonesia, sudah terjalin kerjasama yang baik dan santun. Ini yang kita perlu jaga dan tingkatkan,'' ungkap Siti dilansir dari siaran pers, Minggu (9/12).
Turut hadir pula dalam diskusi bilateral itu Menteri Negara Urusan Asia Pasifik pada Departemen Luar Negeri dan Persemakmuran Mark Field, serta Wakil Menteri Departemen Lingkungan Hidup, Pangan dan Pedesaan Inggris, Therese Coffey.
Mulai dari 2018 hingga 2022, total bantuan Inggris untuk indonesia mencapai 60 juta poundsterling dengan skema bilateral, multilateral dan global program.
Siti menyebut hasil kerjasama juga sangat berpengaruh signifikan pada sasaran nasional dan perbaikan perbaikan mendasar sistem tata kelola khususnya bidang kehutanan.
Salah satunya adalah dalam hal sistem legalitas kayu, yang juga ikut menurunkan illegal logging dan deforestasi, serta meningkatkan tata kelola hutan seperti agenda Kesatuan Pengelolaan hutan atau KPH.
Pengakuan terhadap Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), terbukti telah meningkatkan perdagangan kayu kedua negara. Inggris salah satu dari 10 tujuan ekspor produk kayu Indonesia. Tahun ini, Indonesia telah mengeluarkan 6.892 dokumen V-legal untuk ekspor ke Inggris, senilai US$255,23 juta.
Angka-angka di atas menunjukkan peningkatan yang signifikan dari perdagangan pada 2013, ketika sertifikat V-legal yang diterbitkan hanya 2.481 dokumen, dengan nilai ekspor sebesar US$132 juta.