Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan menyatakan masih menyusun dokumen lelang operator Pelabuhan Patimban di Subang. Kemenhub belum dapat memastikan jadwal lelang operator.
Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut Gus Rional menampik lelang operator terganjal proses pembebasan tanah yang belum selesai. Menurut dia, lelang operator bisa berjalan bersamaan dengan proses akuisisi lahan.
Kemenhub, tutur dia, masih mencari bentuk dokumen lelang, apakah akan disusun berdasarkan skema pendanaan kerja sama penyediaan infrastruktur (KSPI) atau kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
"Ada beberapa persyaratan kalau KSPI apa, kalau KPBU apa. Kami cari yang paling menguntungkan," kata Gus saat dihubungi, Kamis (6/12/2018).
Menurut dia, skema apapun yang dipilih tidak akan berpengaruh terhadap komposisi kepemilikan saham perusahaan Indonesia dalam konsorsium operator Pelabuhan Patimban yang sebesar 51%, sedangkan perusahaan Jepang 49%.
Pembangunan pelabuhan Patimban tahap I direncanakan dapat melayani bongkar-muat peti kemas 3,5 juta twenty-foot equivalent units (TEU's) dan 600.000 unit kendaraan bermotor (CBU) pada 2019. Kapasitas pelayanan secara berangsur akan ditingkatkan menjadi 5,5 juta TEU's pada tahap II dan 7,5 juta TEU's pada tahap III.
Sejumlah perusahaan, baik swasta nasional murni maupun BUMN, berminat menjadi operator pelabuhan yang masuk dalam proyek strategis nasional itu.
PT Pelindo II (Persero) sudah menyiapkan dana Rp2 triliun sebagai syarat modal menjadi operator Patimban. Anak usaha Pelindo II, yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IKT) juga tertarik mengoperasikan terminal kendaraan di Patimban, melengkapi terminal kendaraan berkapasitas 780.000 unit yang dioperatori IKT di Tanjung Priok.
Selain Pelindo II, PT Samudera Indonesia Tbk. dan PT Astratel Nusantara atau Astra Infra tercatat sudah memasukkan surat kepeminatan (letter of intent) kepada panitia lelang operator di Kemenhub.