Bisnis.com, JAKARTA - Industri alat musik catatkan pertumbuhan ekspor yang positif pada tahun ini dibandingkan tahun lalu. Kualitas produksi dalam negeri dinilai telah dipandang masyarakat luar, namun belum disadari masyarakat di dalam negeri.
Produsen gitar asal Bali, I Wayan Tuges, menjelaskan bahwa produk dalam negeri tidak kalah kualitasnya dengan produk impor. Hal tersebut dibuktikannya dengan mengirim gitar produksinya ke Kanada.
Keterampilan Tuges dilirik oleh grup musik Walk of The Earth pada 2017 lalu. Tuges pun diminta untuk membuat alat musik Guiharpulele, gabungan lima jenis instrumen dalam satu bentuk.
Karya Tuges itu diapresiasi oleh Walk of The Earth. Tuges pun menjelaskan bahwa produksi dalam negeri memiliki daya saing di mata internasional.
"Ini soal mindset, masih banyak musisi lokal yang bangga dengan alat musik impor, jadi apa-apa beli dari luar negeri. Padahal, produk dari dalam negeri justru dilirik bule," ujar Tuges beberapa waktu yang lalu.
Direktur Industri Kulit, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Muhdori, mengamini bahwa kualitas produksi dalam negeri memiliki daya saing yang kuat. Hal tersebut menurutnya ditunjukkan dari nilai ekspor yang terus meningkat.
Baca Juga
Meningkatnya ekspor, menurutnya, dipengaruhi tumbuhnya industri alat musik dalam berbagai skala. Industri skala kecil, seperti milik Tuges, menurut Muhdori kerap memiliki sentuhan khusus yang diminati pasar mancanegara.
Berkembangnya industri alat musik membuat Kementerian Perindustrian menargetkan industri tersebut tumbuh 6-6,5% pada tahun depan. Muhdori menjelaskan, ekspor pun ditargetkan tumbuh hingga 7% pada tahun depan.