Bisnis.com, JAKARTA-- Konsumsi manusia yang massif semakin merusak kemampuan alam untuk mempertahankan dan menopang kehidupan kita, baik kehidupan sosial dan ekonomi. Secara global, alam menyediakan kebutuhan bagi umat manusia senilai sekitar US$ 125 triliun per tahunnya.
Mengingat saling terkaitnya antara kesehatan alam, kesejahteraan manusia dan masa depan planet bumi, WWF mendesak komunitas global untuk bersatu mencapai kesepakatan yang bisa membalikkan tren hilangnya keanekaragaman hayati, bagi alam dan kehidupan manusia yang akan datang.
Ahli biologi konservasi Jatna Supriatna mengatakan untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu intervensi yang tepat. Apalagi, dia mengatakan saat ini sudah banyak kepunahan dari satwa-satwa yang dilindungi di beberapa daerah.
Baca Juga
“Nah intervensinya apa? Intervensinya ya konservasi. Itu bukalah sesuatu yang harus ditakuti, justru harusnya malah menjadi profit center,” kata Supriatna di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Apalagi, menurutya cara tersebut juga telah dibuktikan oleh negara lain, seperti Amerika. Dia mengatakan Amerika mendapatkan pendapatan miliaran dolar dari konservasi. Jadi kenapa tidak Indonesia melakukan hal yang sama, apalagi Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas sehingga, harapannya, terdapat suatu terobosan baru.
“Milenial ini, saya pikir konservasi itu justru demand. Misalnya generasi baru tidak punya kantor tapi punya kesenangan, misalnya kalau taman nasional dijadikan tempat berlabuh juga kan bisa saja,” katanya.