Bisnis.com, JAKARTA--Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan kenaikan harga properti residensial yang melambat pada tipe kecil dan menengah merupakan sebuah fenomena unik mengingat tipe tersebut merupakan komposisi pasar terbanyak dan memiliki permintaan yang cukup kuat karena termasuk ke dalam kebutuhan hunian.
"Kendala yang ada di luar daya beli, adalah suku bunga yang masih tinggi kendati sebenarnya uang muka sudah lebih rendah. Ini berpengaruh kepada installment konsumen," ujar Ferry saat dihubungi Bisnis, Selasa (13/11/2018).
Berdasar survei harga properti residensial yang dilakukan oleh Bank Indonesia, indeks harga properti residensial (IHRP) triwulan III/2018, secara triwulanan hanya tumbuh sebesar 0,42% dibandingkan dengan triwulan II yang tumbuh sebesar 0,76%.
Perlambatan kenaikan harga residensial primer diprediksi masih akan terjadi hingga akhir tahun, terutama di sektor hunian vertikal karena konsumen untuk investasi belum bisa mendapatkan return dan yield yang cukup menarik.
Selain itu, Ferry menilai perlambatan kenaikan harga tersebut belum diakibatkan secara langsung dari gejolak nilai tukar rupiah. Dia mengatakan efek jangka panjang pada gejolak nilai tukar mungkin akan mempengaruhi pada harga jual tetapi belum ada pengaruh pada jangka pendek.
Kenaikan harga residensial primer yang melambat juga dirasakan oleh pengembang. Salah satunya pengembang kawasan Angel Residence yaitu PT Bangungraha Mitra Kharisma Utama, anak usaha PT Baja Marga Karisma Utama (BMKU).
Baca Juga
General Manager Angel Residence Ichsan Muhammad mengakui kenaikan harga residensial primer melambat dengan harga unit Angel Residence yang belum berubah masih sekitar Rp1,8 miliar untuk unit terkecil seluas 92 meter persegi.
"Untuk kenaikan rumah primer mesti diakui sedikit melambat, salah faktor menyebabnya adalah kurang stabilnya harga bahan bangunan," ujar Ichsan kepada Bisnis.
Hal tersebut dinilai menguntungkan konsumen, sehingga meski mengalami perlambatan kenaikan harga, aktivitas penjualan menjadi meningkat.
Ia mengaku adanya kenaikan signifikan permintaan unit rumah di triwulan terakhir 2018. Selain dari sisi harga yg masih belum naik secara signifikan, permintaan dinilai juga tumbuh diakibatkan oleh suku bunga KPR yang memicu meningkatnya penjualan dan upaya pengembang yang saat ini tengah berlomba memberikan kemudahan dalam cara pembayaran.
Ichsan berharap pada triwulan terakhir 2018 kestabilan suku bunga dan harga bahan bangunan agar lebih terkendali, sehingga pengembang dapat menutup tahun dengan tersenyum. "Intinya kestabilan nilai tukar terhadap dolar juga sih karena pengaruhnya besar," papar Ichsan.
Angel Residence adalah proyek kawasan rumah tapak yang terletak di Kalideres, Jakarta Barat dengan luas lahan 6,4 hektare. Angel Residence akan terdiri atas 250 unit rumah yang menyasar pasar menengah atas dan dikembangkan menerapkan konsep hunian modern dengan desain arsitektur klasik.