Bisnis.com, JAKARTA -- Kamar Dagang & Industri atau Kadin menilai daya saing industri konstruksi nasional mengalami peningkatan signifikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sejalan dengan pembangunan infrastruktur. Walhasil, Kebutuhan tenaga kerja konstruksi pun meningkat.
Ketua Umum Kadin, Rosan P. Roeslani mengatakan pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan turut mengerek peringkat Indonesia. Berdasarkan laporan Bank Dunia, tahun ini daya saing infrastruktur Indonesia berada di posisi 52, naik 20 peringkat dibandingkan dengan posisi pada 2010-2013.
Rosan menyebut, pembangunan infrastruktur yang massif telah membuka peluang bagi pelaku usaha di sektor konstruksi. Terlebih komitmen pemerintah dalam penyediaan anggaran infrastruktur juga konsisten. Tahun depan misalnya, anggaran infrastruktur dalam RAPBN 2019 mencapai Rp420,5 triliun atau 17,2% dari total belanja APBN pada 2019.
Para pelaku usaha konstruksi dalam negeri menurut Rosan perlu lebih mengenal para pelaku usaha jasa konstruksi asing. Untuk itu, Kadin menggelar pameran Indonesia Infrastruktur Week 2008 yang dimulai hari ini hingga 3 November 2018.
"Infrastructure Week 2018 diharapkan memberikan peluang kepada para investor asing untuk menciptakan kemitraan bisnis dengan para investor lokal dan para pelaku industri Indonesia di bidang infrastruktur," jelas Rosan dalam siaran pers, Rabu (31/10/2018).
Di sisi lain, Kadin juga mendukung program sertifikasi tenaga kerja konstruksi yang diprakrasai oleh Kementerian PUPR. Tenaga kerja konstruksi yang handal dinilai perlu untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur di Indonesia
Rosan menyebut saat ini dibutuhkan sekitar 394.000 tenaga kerja konstruksi bersertifikat. Kadin mengajak semua pemangku kepentingan terkait untuk ikut berperan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program sertitikasi tenaga ketja konstruksi.