Bisnis.com, JAKARTA - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Margautama Nusantara (MUN), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk mengembangkan proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR).
Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Hindarko Hasan mengatakan, sebagai salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia selama lebih dari 40 tahun, Summarecon mulai merintis bisnis jalan tol dengan ikut serta secara minoritas dalam kerja sama dengan PT Wijaya Karya (persero) Tbk dan PT Margautama Nusantara.
"Summarecon bekerjasama membangun Tol BIUTR dengan dasar tol di dalam Kota Bandung ini memiliki sinergi dengan salah satu pengembangan township PT Summarecon Agung Tbk, dalam hal ini adalah Summarecon Bandung," ujar Hindarko dikutip dari keterangan resminya yang diterima Bisnis, Senin (15/10/2018).
Proyek BIUTR memiliki panjang 25,35 kilometer dengan nilai investasi kurang lebih mencapai Rp10 triliun yang akan menghubungkan wilayah Pasteur – Cileunyi (Tol Cisumdawu) dan Gedebage (Tol Purbaleunyi).
Pembangunan rute Pasteur – Cileunyi akan melewati Gasibu, Pahlawan, Cicaheum, Ujung Berung, Cibiru. Sementara itu, pembangunan di ruas Ujung Berung juga akan dilanjutkan menuju Gedebage hingga terhubung.
Jalan Tol Dalam Kota Bandung (BIUTR) rencananya dibuat melayang (elevated road) di atas ruas jalan yang ada saat ini sehingga kapasitasnya menjadi dua kali lipat lebih banyak. Saat beroperasi nanti, BIUTR dinilai akan memecah konsentrasi kendaraan pada ruas jalan eksisting Kota Bandung yang dilalui.
Baca Juga
Hingga kini, pihak MUN, WIKA, dan SMRA tengah memasuki proses penyusunan dokumen studi kelayakan (FS).
Rencananya proyek ini akan membutuhkan waktu kontruksi selama 2 tahun mulai dari 2019 hingga 2021 dengan target pengoperasian pada Oktober 2019 dengan masa konsesi selasa 45 tahun.
Direktur Utama PT Margautama Nusantara Danni Hasan mengatakan langkah tersebut sekaligus menjadi bentuk kontribusi Perusahaan yang terus fokus dalam menciptakan konektivitas dalam mengembangkan dan membangun infrastruktur daerah.
"Sejak Perusahaan didirikan 11 tahun lalu, kami telah dipercaya oleh berbagai mitra strategis baik lokal maupun internasional untuk bersama-sama terlibat dalam pengembangan jalan tol di Indonesia. Untuk proyek ini, Perusahaan membentuk konsorsium bersama WIKA dan Summarecon untuk menciptakan konektivitas, khususnya dalam mengurai kemacetan di Kota Bandung," ujar Danni.
Sementara itu, Agung Budi Waskito, Direktur Operasi WIKA mengatakan pembangunan BIUTR merupakan langkah strategis perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya melalui investasi di jalan tol.
"WIKA merupakan pelaku utama pembangunan infrastruktur Indonesia yang telah memiliki pengalaman membangun sarana dan prasarana transportasi terintegrasi berikut pengembangan kawasan di berbagai wilayah Indonesia, oleh karenanya kami yakin hal ini akan menjadi perkuatan pada konsorsium ini dan peningkatan kualitas sarana prasarana transportasi di Bandung," papar Agung.