Bisnis.com, JAKARTA -- Berdasarkan surver Asean SME Policy Index (ASPI) 2018, Kebijakan UKM Indonesia dinilai memiliki sejumlah keunggulan dari beberapa negara Asean.
ASPI 2018 merupakan penilaian terhadap iklim usaha kecil menengah (UKM) dengan mengukur delapan indikator, yaitu produktivitas, teknologi dan inovasi, green SME's, akses keuangan, akses pasar dan globalisasi, kerangka institusional, legislasi, regulasi dan pajak, keahlian dan pendidikan kewirausahaan, wirausaha sosial dan UKM Inklusif.
Adapun, Indonesia unggul dari segi produktifitas, teknologi dan inovasi, Indonesia dengan nilai 4,14 dari rata-rata Asean 3,78, akses pembiayaan dengan nilai 4,58 dari rata-rata 4,15, kases market dalam dan luar negeri dengan nilai 5,21 dari rata-rata 4,55, kerangka institusi dengan nilai 4,35 dari rata-rata 4,20, Legislasi, regulasi dan pajak dengan nilai 3,49 dari rata-rata 3,43, pendidikan kewirausahaan dan kompetensi dengan nilai 4,52 dari rata-rata 4,27, dan wirausaha sosial dan UKM Inklusif dengan nilai 3,22 dari rata-rata 2,77.
Menanggapi hal tersebut, Asdep Industri dan Jasa Kemenkop UKM Victoria Simanungkalit mengatakan penvapaian tersebut merupakan bukti dari kerja keras pemerintah dalam mendorong pemerataan ekonomi.
"Hal Ini menunjukkan bahwa pemerintah fokus terhadap pengembangan UKM-nya," katanya dalam siaran pers Kemenkop dan UKM, Rabu (27/9/2018).
Meski demikian, victoria mengayadari bahwa pemerintah masih banyak isu, seperti kordinasi dan sinergi antar kementerian/lembaga (K/L).
"Tugas dan tanggung jawab pembinaan UKM tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, namun juga oleh sejumlah K/L lainnya," ujarnya.
Oleh sebab itu, Victoria berharap K/L lainnya lebih meningkatkan koordinasi, sehkngga iklim, regulasi, dan kebijakan dapat lebih efektif dalam mempercepat perkembangan UKM.