Bisnis.com, DENPASAR – Bank Indonesia hingga triwulan II/2018 telah mengembangkan 211 klaster komoditas volatile food dan komoditas pangan lain di sejumlah daerah.
Pengembangan klaster tersebut memanfaatkan lahan seluas 9.998 hektare serta menyerap 32.148 tenaga kerja. Klaster komoditas volatile food tersebut terutama mengembangkan lima komoditas utama yaitu bawang merah, bawang putih, cabe merah, beras, dan daging sapi.
Direktur Departemen Pengembangan UMKM BI Pusat Yunita Resmi Sari menuturkan khusus untuk komoditas bawang putih sudah dikembangkan delapan klaster oleh tujuh kantor perwakilan. Adapun luasan lahannya mencapai 408 hektare dengan menyerap 1.697 tenaga kerja.
“Tingkat produksi mencapai 1.000 ton. Tujuh wilayah yang mengembangkan komoditas bawang putih yaitu Lhokseumawe (Aceh), Sumatra Selatan, Tegal, Purwokerto, Solo, (Jawa Tengah), Nusa Tenggara Barat, dan Bali,” paparnya.
Yunita mengungkapkan penanaman bawang putih yang terluas ada di Jawa Tengah, mencapai 260 hektare.
Produktivitas tertinggi dicapai oleh klaster komoditas bawang putih di Tegal (Jateng), yaitu 5 ton per hektare. Sementara klaster lainnya rata-rata memiliki produktivitas 3 ton hingga 4 ton per hektare. Klaster bawang putih di Tegal juga telah terhubung dengan perusahaan buyer tetap yaitu PT Wings Food.
Dia menegaskan perkembangan klaster bawang putih tersebut telah memberikan optimisme bahwa sebenarnya petani dapat memproduksi sendiri komoditas bawang putih dan tidak tergantung pada bawang putih impor.
Pengembangan klaster bawang putih mencapai dua tujuan sekaligus yaitu mendukung pengendalian inflasi volatile food sekaligus mengurangi impor komoditas tersebut.
“Oleh Karena itu Bank Indonesia akan terus mendukung pengembangan klaster bawang putih ini mulai dari sisi hulu, yaitu di teknologi budi daya dan pengolahan hasil, sampai ke sisi hilir yaitu perluasan akses pasar dan pembangunan kelembagaan petani,” jelasnya.