Bisnis.com, JAKARTA--Danang Girindrawardana, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menilai angka proyeksi pertumbuhan pertumbuhan nasional sebesar 5,2% merupakan target konservatif melihat situasi global yang saat ini sedang terjadi perang dagang.
Situasi dalam negeri juga tahun depan akan dipengaruhi pemilihan presiden.
"Angka 5,2% ini rasional, bisa dicapai, dunia usaha harus optimistis, asalkan pemerintah tidak heboh dengan mengeluarkan kebijakan dadakan yang mencemaskan dunia usaha," katanya Kamis (20/9/2018).
Dia juga berpendapat, pemerintah semestinya menggunakan momentum pelemahan rupiah terhadap dolar AS untuk menggerakkan sektor-sektor yang berpotensi meningkatkan devisa, tetapi hingga saat ini belum diperhatikan secara penuh. Sektor-sektor tersebut antara lain perkebunan, agribisnis, dan pariwisata.
Menurutnya, ketiga sektor tersebut tidak banyak terpengaruh pelemahan nilai tukar rupiah karena tidak banyak tergantung pada barang-barang impor serta memiliki peluang ekspor.
Danang juga menegaskan pelaku industri, dari Apindo dan Kadin berkomitmen mendukung pemerintah dalam menguatkan kembali nilai tukar rupiah dan meningkatkan investasi melalui 5 langkah.
Kelima komitmen tersebut adalah membatasi penggunaan transaksi valuta asing, hanya digunakan untuk tujuan yang benar-benar penting saja, mengutamakan pemasok dalam negeri dalam rantai bisnis, meningkatkan ekspor dan mencari peluang pasar non tradisional luar negeri, menyusun rancangan investasi dalam bentuk rupiah termasuk pinjamam dalam bentuk rupiah dan memaksimalkan tenaga kerja dan ahli lokal, dan konversi upah tenaga asing ke rupiah dengan nilai yang tetap.