Bisnis.com, JAKARTA--Ikatan Pilot Indonesia berkomitmen untuk memerangi narkoba dengan memberikan sanksi pencopotan lisensi terbang bagi pilot yang terbukti menyalahgunakan obat-obatan terlarang.
Komite Dangerous Goods & Safety IPI Koko Indra P. mengaku telah berdiskusi dengan Badan Narkotika Nasional dan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan untuk melakukan tes narkoba secara acak.
"Apapun alasannya, jika dalam tes acak tersebut ditemukan pilot pengguna narkoba, maka lisensinya akan dicabut," kata Koko, Rabu (19/9/2018).
Dia menambahkan tes narkoba acak akan dilakukan setiap enam bulan sekali bersamaan dengan tes kesehatan (medical check up). Implementasinya sudah bisa dilaksanakan oleh BNN, tinggal masalah teknis operasional seperti penandatanganan nota kesepahaman.
IPI yang memiliki anggota 3.500 pilot mengaku sudah memiliki kesepahaman internal untuk menjauhi penggunaan narkoba. Terlebih, setiap hari seorang pilot bertanggung jawab terhadap nyawa ratusan orang yang diangkutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN Dunan Ismail mengakui belum menjalin MoU maupun bentuk kerja sama dengan IPI. Akan tetapi, tetap mendukung tes narkoba acak tersebut.
"Selama tidak menyimpang dengan kepentingan masyarakat kami terus jalan saja. Kami sudah menjalankan kerja sama ini," kata Dunan.
Dia menambahkan upaya tersebut bisa menimbulkan deteksi dini maupun ketegasan dalam penindakan pada internal organisasi. IPI bisa membantu memperkuat tanggung jawab BNN dalam upaya menghindarkan masyarakat dari narkoba.
Kendati demikian, lanjutnya, upaya pencegahan tidak hanya dilakukan oleh penerbang saja, melainkan juga pekerja di pengelola bandara. Hal tersebut bisa menjadikan upaya pencegahan di sektor transportasi udara lebih maksimal.
Sementara itu, komitmen yang sama juga ditekankan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Direktur Sumber Daya Manusia & Umum AP I Adi Nugroho mengaku pihaknya melakukan tes urin untuk mengetahui pengguna narkoba.
"Kami kumpulkan semua pekerja dalam sebuah ruangan yang dikunci. Biasanya untuk menarik minat pekerja, kami pura-pura melakukan suatu diskusi yang menarik misalnya pembagian bonus," kata Adi.
Dia menuturkan tes urin tersebut dilakukan bekerja sama dengan BNN. Melalui cara tersebut, oknum pengguna narkoba tidak bisa melarikan diri atau menyadari adanya tes urin tersebut.
Menurutnya, pengelola bandara harus membekali pekerjanya maupun melengkapi peralatan untuk mencegah narkoba. Terlebih, bandara merupakan salah satu pintu masuk peredaran barang haram tersebut.
"Sangat mungkin pekerja di bandara terkena penyalahgunaan narkoba. Kita sudah sangat ketat pengawasannya," ujar Adi.