Bisnis.com, DENPASAR – Perusahaan konstruksi dan turunannya, PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) memprediksi pasar properti akan bergairah setelah Pilpres 2019 selesai lantaran berkaitan dengan kebijakan pemerintah mengenai infrastruktur.
Direktur Keuangan PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) Reza Purnama mengatakan kebijakan pemerintah terutama mengenai infrastruktur akan sangat berpengaruh dengan penjualan properti.
Pembangunan infrastruktur yang memadai akan membuat masyarakat memiliki banyak pilihan dalam membeli property baru. Seperti dengan rencana dibangunnya Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor pada 2020, akan meperbesar potensi perumahan di kawasan Bogor.
Terlebih, segmen pasar konstruksi perumahan CSIS berada di Bogor. Sehingga, nantinya selesai Pilpres 2019 pihaknya akan merencanakan pembangunan 2 tower Apartemen Pine Spring sebagai pengembangan di Kawasan Olympic City.
Sementara, hingga saat ini pihaknya masih berfokus pada proyek pembangunan landed house atau rumah tapak.
Adapun proyek landed house CSIS yang cukup diminati masyarakat bernama Pine Garden 1. Saat ini penjualan proyek itu sudah 100%. Namun, pembanguan masih dikejar dan serah terima juga belum dilakukan. Kondisi ini diakuinya menjadikan penjualan saham yang kurang likuid.
Kata dia, ada sekitar 129 unit rumah dari mulai tipe harga Rp800 juta hingga Rp1,5 miliar yang terjual. Jika serah terima sudah dilakukan, maka pembukuan keuangan CSIS akan meningkat. Sehingga, diprediksi akan meningkatkan penjualan saham hingga 10%.
“Kalau dari CSIS kurang likuid karena masih menunggu pilpres, begitu pilpres selesai kita mungkin genjot jadi saham kita akan lebih aktif lagi,” katanya dalam Public Expose di Denpasar, Jumat (14/9/2018).
Kata dia, sembari menunggu pembangunan Infrastruktur Jakarta-Bogor tersebut, pihaknya kembali akan merilis proyek landed house bernama Pine Garden 2. Proyek ini rencana akan dirilis pada 29 September 2018 mendatang.
“Karena pasar lebih menjanjikan untuk landed house, seperti di Sentul, masyarakat minatnya landed house dulu baru apartemen, jadi yang menginjak tanah lebih laku,” katanya.
Adapun CSIS berdiri pada 1995 yang merupakan anak perusahan Group Olympic, salah satu perusahaan furniture terbesar di Indonesia. Pada 2005, perseroa memfokuskan usaha pada bidang proyek atau kontraktor untuk pengerjaan furniture dan interior custom made. Pada 2015, perseroan baru mengembangkan bisnis ke konstruksi umum.