Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian meminta agar para petani bawang putih menggunakan perangkap likat kuning dalam mengendalikan hama.
Selain penggunaan bibit unggul, penanggulangan hama dengan likat kuning ini diharapkan bisa mendukung percepatan tanaman bawang putih untuk mengejar swasembada pada 2021.
"Perangkap likat kuning terbukti efektif mengurangi penggunaan pestisida karena mampu menangkap hama lebih cepat, murah dan pasti lebih ramah lingkungan", ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (9/9/2018).
Prihasto menjelaskan perangkap likat kuning adalah perangkap untuk menangkap serangga yang terbuat dari plastik berwarna kuning yang dilapisi lem.
Cara membuatnya disrbut gampang dan murah yakni dengan menggunakan plastik berwarna kuning ukuran 15 x 21,5 cm yang dilapisi oleh plastik bening dan diolesi dengan lem tikus.
"Pasang dengan tiang ajir bambu. Satu hektar idealnya dipasang 40 perangkap", tutur Prihasto.
Prihasto mendorong seluruh pengembangan bawang putih baik melalui APBN, swadaya, maupun kerjasama kemitraan dengan importir untuk dapat mengaplikasikan teknologi sederhana dan tepat guna tersebut.
"Kita tidak mau program menuju swasembada bawang putih gagal akibat pengendalian hama dan penyakit yang asal-asalan atau tidak ramah lingkungan", tukasnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Hortikultura Sri Wijayanti Yusuf membenarkan penggunaan likat kuning bisa membantu mengurangi hama dan penggunaan pestisida.
Perangkap likat yang terpasang pada area pertanaman menurutnya bisa dijadikan sarana monitor populasi serangga hama.
"Setiap spesies serangga hama memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap warna perangkap likat. Perangkap likat kuning efektif untuk menurunkan populasi lalat pengorok daun Liriomyza, lalat buah, kutu kebul, kutu daun dan thrips", tuturnya.