Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Argentina Minta IMF Percepat Pencairan Pinjaman US$50 Miliar

IMF mengaku tengah mempelajari permintaan percepatan bantuan senilai US$50 miliar dari Argentina, setelah mata uang negara Amerika Latin itu jatuh.
Seorang warga Argentina keluar dari kantor penukaran uang di Buenos Aires, Argentina, Rabu (29/8)./Reuters-Marcos Brindicci
Seorang warga Argentina keluar dari kantor penukaran uang di Buenos Aires, Argentina, Rabu (29/8)./Reuters-Marcos Brindicci

Bisnis.com, JAKARTA -- IMF mengaku tengah mempelajari permintaan percepatan bantuan senilai US$50 miliar dari Argentina, setelah mata uang negara Amerika Latin itu jatuh.
 
Peso Argentina merosot 7% pada Rabu (29/8/2018) dan ditutup di level 34,1 per dolar AS, yang merupakan rekor terendah. Peso Argentina sudah tertekan lebih dari 45,3% terhadap dolar AS sejak awal 2018.
 
Ekonomi terbesar ketiga di Amerika Selatan itu sudah mengajukan bantuan pinjaman ke IMF pada awal tahun ini. Pemerintah Argentina juga berkomitmen mempercepat rencana pemangkasan defisit fiskal.
 
"Kami telah sepakat dengan IMF untuk mempercepat pencairan dana yang dibutuhkan untuk menjamin berjalannya program finansial tahun depan," ujar Presiden Argentina Mauricio Macri, seperti dilansir Reuters, Kamis (30/8/2018).
 
Dia melanjutkan pemerintah melihat kurangnya kepercayaan pasar terhadap ekonomi negara, terutama dalam hal kapasitas finansial tahun depan. 
 
Managing Director IMF Christine Lagard menuturkan pihaknya bakal mengkaji lagi tahapan bantuan finansial yang diberikan. Dia menyampaikan ada beberapa hal yang tidak diperhitungkan sepenuhnya ketika IMF dan Argentina menyepakati program bantuan pada Juni 2018, termasuk dari sisi kondisi pasar internasional.
 
"Kami akan bekerja melihat kembali rencana ekonomi pemerintah dengan perhatian utama menghindarkan Argentina dari pergeseran di pasar finansial global, termasuk kebiajakan moneter dan fiskal yang lebih kuat," papar Lagarde. 
 
Penurunan peso berkontribusi terhadap naiknya inflasi, yang sudah mencapai 31,2% pada Juli 2018. Untuk mengatasinya, bank sentral Argentina mengerek suku bunga acuan hingga 45% dan melepas lebih dari US$13 miliar cadangan devisa. 
 
Pemerintah memproyeksi langkah-langkah tersebut, plus pemangkasan anggaran yang akan memperlambat sejumlah proyek infrastruktur publik, akan menimbulkan resesi ekonomi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% pada 2018. 

Tahun depan, Argentina akan menghadapi jatuh tempo obligasi yang bernilai total US$24,9 miliar, baik dalam denominasi peso Argentina maupun mata uang asing. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper