Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. dan industri baja lapis mengirim 20 ton baja lembaran ke Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menstabilkan harga dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Purwono Widodo, Direktur Marketing PT Krakatau Steel (KS), menuturkan pihaknya berkolaborasi dengan beberapa pabrikan baja lapis dan distributor KS seperti PT Fumira, PT Inti Sumber Baja Sakti serta PT Kepuh Kencana Arum dari PT Sunrise Group untuk menyediakan baja lapis.
Tambahan pasokan ini bersifat bantuan. Pada saat yang sama, KS melalui jaringannya juga menambah pasokan bagi wilayah terdampak bencana ini.
"Jumlahnya 7.500 lembar baja lapis yang akan disalurkan kepada pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk digunakan sebagai material atap baja ringan” kata Purwono, di Jakarta, Jumat (25/8/2018).
Dia menyatakan material baja ini mulai diberangkatkan pada Kamis (24/8) menggunakan pesawat Airbus A400M Atlas. Pesawat ini merupakan bantuan dari pemerintah Perancis dalam penanggulan bencana Lombok.
Purwono menyebut pada saat awal bencana terjadi, harga baja lembaran untuk atap sempat melonjak karena banyak agen dan toko besi yg tutup atau rusak akibat gempa. PTKS bersama distributornya segera berkoordinasi dengan agen-agen di Lombok untuk menurunkan harga tersebut.
"Secara paralel para distributor juga menyiapkan pasokan baja lembaran dari stok di gudang-gudang di Surabaya. Upaya ini telah berhasil menurunkan dan mengembalikan harga baja lembaran," katanya.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menargetkan dapat menjual 2,8 juta ton baja hingga akhir 2018.
Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Direktur Utama Krakatau Steel (KS) menuturkan target ini naik 40% dibandingkan target 2017. Pihaknya akan bekerja keras untuk merealisasikan target ini sehingga dinakhir tahun perusahaan dapat mencatatkan laba.
"Jika tahun ini laba, maka tahun-tahun mendatang lebih mudah menjaganya," kata Mas Wigrantoro.
Dia menyebut hingga Semester I/2018 penjualan perusahaan telah tumbuh 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) potensi permintaan baja di dalam negeri akan terus tumbuh. Diprediksi kebutuhan baja per kapita akan naik menjadi 84 kilogram per kapita di 2020 dari saat ini 65 kilogram per kapita.