Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musim Kering, Air Irigasi di Bekasi Jadi Asin

Sungai Citarum yang mengairi sawah di Bekasi menjadi asin akibat air laut yang naik pada musim kering ini.
Gagal panen akibat bencana kekeringan/Antara-Saiful Bahri
Gagal panen akibat bencana kekeringan/Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com, JAKARTA - Sungai Citarum yang mengairi sawah di Bekasi menjadi asin akibat air laut yang naik pada musim kering ini.

Ketua Penanggung Jawab Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Provinsi Jawa Barat Banun Harpini mengatakan untuk sementara air irigasi akan dihentikan, karena berubah menjadi asin.

Tapi, dia menggelontorkan air tawar dari Bendungan Walahar, Karawang secara rutin untuk menurunkan kadar garam di air Sungai Citarum dalam waktu dekat.

Luas areal sawah yang belum diairi  akibat air irigasi asin mencapai 1.000 hektare (ha).

Dalam peninjauan ke lapangan, Banun menekankan bahwa akibat musin kemarau, kebutuhan air irigasi sangat diperlukan.

"Saya segera koordinasikan dengan Perum Jasa Tirta II, agar dapat membuka jalur ke arah Muara Gembong," ujar Banun.

Penggelontoran air dari Bendungan Walahar adalah upaya untuk mengurangi kadar garam dalam air yang saat ini masih tinggi di aliran Sungai Citarum yang melewati wilayah Muara Gembong. Akibatnya, akan menggangu persemaian maupun pertanaman padi.

Menurut Banun, hal tersebut pernah dilakukan pada beberapa tahun yang lalu dan berhasil mengurangi kadar garam pada air sungai.

"Dalam seminggu, kita airi selama tiga hari," jelasnya.

Ia juga meminta agar kelompok tani terus bersemangat, untuk segera melakukan pengolahan dan penanaman, serta menjaga kelancaran saluran irigasi dari kotoran seperti sampah, lumpur dan tumbuhan liar.

Selain memantau kekeringan di Muara Gembong, Banun juga meninjau beberapa area persawahan di Kecamatan Sukatani dan Tambelang.

"Di Sukabakti ini kita butuh gotong royong dan beko," katanya saat berbincang dengan salah seorang petani yang sawahnya terancam kering karena saluran irigasinya penuh dengan lumpur dan sampah di Kampung Balong Ampel, Desa Sukabakti, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi.

"Perlu dikeruk sejauh 600 meter kurang lebih, tapi harus gotong royong," ungkap Banun.

Menurut laporan dari Provinsi Jawa Barat per 14 Agustus, bahwa luas tanaman yang terancam kekeringan untuk Kabupaten Bekasi seluas 578 ha.

Kekeringan meliputi Kecamatan Cibarusah, Serangbaru, Setu, Karangbahagia dan Tambun Utara terdiri dari 215 ha tingkat ringan, 119 ha tingkat sedang dan 40 ha tergolong berat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper