Bisnis.com, JAKARTA – Ekspansi ekonomi Zona Euro pada kuartal II/2018 melaju lebih cepat daripada yang diperkirakan. Hal itu pun mengindikasikan bahwa dampak negatif dari tensi perdagangan global terhadap kawasan mata uang tunggal baru akan terlihat pada akhir tahun.
Kantor Statistik Eropa (Eurostat) mencatat pertumbuhan awal produk domestik bruto (flash GDP) Zona Euro secara kuartalan naik ke level 0,4% pada kuartal II/2018, atau di atas perkiraan ekonom sebesar 0,3%.
Selain itu, Eurostat juga merevisi naik perkiraan pertumbuhan PDB secara tahunan (year-on-year) menjadi 2,2% dari sebelumnya 2,1%.
Adapun data awal tersebut akan dikonfirmasi lagi dengan rilis data final PDB pada 7 September 2018. Untuk saat ini, dari perkiraan tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Zona Euro pada dua kuartal pertama tahun ini bertahan di level 0,4%,, dan menghapuskan kekhawatiran bahwa ekonomi Eropa bakal melambat pada kuartal II/2018.
Adapun revisi naik untuk pertumbuhan ekonomi secara tahunan dari Eurostat tersebut ditopang oleh performa Jerman sebagai ekonomi terbesar di Zona Euro, yang mencatatkan ekspansinya yang lebih baik daripada yang diperkirakan sebesar 0,5% pada kuartal II/2018.
Hal itu didukung oleh membaiknya tingkat konsumsi dan pengeluaran di Jerman, yang mengindikasikan bahwa Jerman mulai bergeser dari model ekonomi yang bertopang dengan kinerja ekspor.
Sementara itu, perkiraan Eurostat tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan keyakinan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menghentikan program pembelian obligasinya pada akhir tahun, kendati outlook pertumbuhan sebenarnya masih belum jelas akibat data hasil produksi industri.
Eurostat mencatat, hasil industri di Zona Euro turun tajam pada Juni sebesar 0,7% akibat berkurangnya investasi untuk produk mesin dan peralatan. Perkiraan tersebut berada di bawah perkiraan ekonom yang disurvei Reuters bahwapertumbuhan hasil industri Zona Euro hanya turun hingga 0,4%.
Adapun pada bulan sebelumnya, produksi industri yang memang volatil di Zona Euro tersebut diperkirakan berekspansi menjadi 1,4%, atau direvisi naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,3%.
"Untuk beberapa bulan ke depan, produksi akan menjadi terbatas akibat kekhawatiran nasib ekonomi global kini ada di satu tangan [AS] dan kapasitasnya mengganggu yang lain," kata Bert Colijn, Ekonom Senior di ING Bank, seperti dikutip Reuters, Rabu (15/8/2018).
Dengan menyebut perolehan pada 2018 bakal mengecewakan, Colijn memperkirakan tingkat pertumbuhan Zona Euro sekarang ini akan tetap tidak berubah hinga akhir tahun. Adapun performa ekonomi Zona Euro kali ini berhasil dilampaui oleh AS yang pertumbuhannya naik dua kali lipat menjadi 1% pada kuartal II/2018, dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 0,5%.