Bisnis.com, JAKARTA — Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyarankan maskapai penerbangan melakukan pembaruan peralatan pesawat guna menyesuaikan diri agar bisa beroperasi di wilayah pegunungan Papua menyusul kecelakaan pesawat Demonim Air.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan pembaruan peralatan itu diarahkan menggunakan sistem navigasi berbasis satelit.
Menurutnya, sejumlah peralatan pesawat harus ditambah, termasuk pelatihan kru, perubahan standar operasi, penambahan fasilitas di darat seperti Deferential GPS, dan melakukan survei PBN.
“Untuk cuaca yang sering berawan di pegunungan Papua, maka disarankan dengan sistem navigasi PBN,” katanya, Minggu (12/8/2018).
Dia juga mengharapkan ada pemasangan radar cuaca di Wamena sebagai peta awan dan cuaca pada wilayah pegunungan agar lebih akurat. Radar cuaca tersebut merupakan poin rekomendasi kedua dari KNKT.
Dia telah memberangkatkan tim investigasi menuju lokasi penemuan pesawat registrasi PK-HVQ milik Dimonim Air (Marta Buana Abadi). Dugaan awal penyebab kecelakaan juga belum bisa disampaikan.
Menurutnya, hal tersebut membutuhkan temuan data yang akan segera dikumpulkan oleh tim KNKT. “Saat ini posisi tim masih dalam perjalanan,” ujarnya.
Saat ini, korban pesawat milik Dimonim Air rute Tanah Merah-Oksibil yang dinyatakan hilang kontak sejak 11 Agustus 2018 pukul 14.17 WIT di Oksibil, Pegunungan Bintang telah seluruhnya dievakuasi.