Bisnis.com, JAKARTA – PT Tokyu Land Indonesia memprediksi proyek kondominium berkarakter green building, Puri Botanical di Jakarta Barat bisa rampung pada 2022.
Presiden Direktur Tokyu Land Indonesia, Keiji Saito mengatakan proyek residensial Puri Botanical seluas 11,4 hektare itu direncanakan selesai pada 2022. Dia mengatakan tahun tersebut adalah waktu kebangkitan industri properti yang kemungkinan melambat saat tahun politik 2019. Dengan kepemimpinan baru, Keiji yakin pasar properti akan lebih positif dengan optimisme pengembang dan konsumen.
“Mulai realisasi kemungkinan 2022 nanti,” tutur Keiji di BRANZ BSD, Rabu (1/8/2018).
Selain karena faktor kepemimpinan baru, ada banyak faktor yang mendorong kebangkitan pasar properti, salah satunya adalah suku bunga yang rendah serta relaksasi aturan loan to value (LTV) yang baru diimplementasikan bulan ini oleh Bank Indonesia.
Keiji menyebut, proyek ini merupakan kerja sama dua perusahaan dengan PT. Summit Residential Indonesia, anak perusahaan dari PT. Sumitomo Indonesia dan PT. Copylas Indonesia yang adalah anak perusahaan dari PT. Jakarta Setiabudi Internasional.
Dua perusahaan ini berencana membangun sekitar 600 unit di Puri Botanical dan berada di area paling hijau di Jakarta Barat. PT. Tokyu Land Indonesia menggunakan alam sebagai konsep utama dengan mengadopsi teknologi Jepang untuk membuat hutan modern dalam sebuah kota. Sementara itu, pengawas dan keseluruhan desain Puri Botanical berada didampuk kepada Tokyu Architects & Engineers. Inc.
Baca Juga
Puri Botanical merupakan proyek kondominium ke-empat yang akan dibangun oleh PT Tokyu Land Indonesia setelah BRANZ Simatupang, BRANZ BSD, dan proyek mendatang lainnya yakni Mega Kuningan.
Proyek Puri Botanical ini berlokasi sekitar 5 kilometer dari Senayan, yang merupakan area perbelanjaan populer di Jakarta. Poyek ini juga dibangun dekat pintu tol yang akan memberikan kemudahan akses menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Proyek ini juga merupakan salah satu usaha dari PT. Tokyu Land Indonesia sebagai pengembang Jepang untuk selalu menciptakan tempat hunian bagi masyarakat Indonesia serta menjadikannya sebagai trend pasar properti di Indonesia.
CEO Green Building Council Indonesia (GBCI) Surendro mengatakan saat ini sangat menggencarkan kampanye untuk membangkitkan kesadaran kepada pengembang maupun konsumen pentingnya bangunan berkonsep green building. Dia menilai konsep ini bisa membantu menurunkan emisi yang menjadi permasalahan di kota-kota besar.
“Kita perlu mengembangkan green city di Indonesia. Apa yang sudah dibangun saat ini harus dievaluasi seberapa green dan seperti apa konsep green yang dimaksudkan,” tutur Surendro.