Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 LNG Mini di Indonesia Bagian Timur untuk Tekan Biaya Produksi Listrik

Pemerintah tengah mencanangkan pembangunan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) skala kecil untuk memasok pembangkit listrik tenaga gas dan uap di sejumlah daerah Indonesia timur.
Kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair kelima bersandar di Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamis (25/6)./Antara-M Agung Rajasa
Kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair kelima bersandar di Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamis (25/6)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah mencanangkan pembangunan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) skala kecil untuk memasok pembangkit listrik tenaga gas dan uap di sejumlah daerah Indonesia timur.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, sampai tahun depan terdapat pembangunan fasilitas LNG mini di lima lokasi.

“Oktober nanti di Jayapura, November di Kendari, kemudian di Nabire, Ternate, dan Flores.  Tahun ini terakhir di Kendari, lainnya sampai tahun depan,” ujarnya, Rabu (1/8/2018).

Fasilitas mini LNG tersebut, kata Djoko, dibangun oleh PT Pertamina (Persero). Proyek ini menggunakan skema bangun, kelola, dan kembalikan ke negara (built operate transfer/BOT), yang artinya akan diserahkan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) setelah dibangun dan dioperasikan selama 5 tahun dan sudah termasuk pengadaan serta penyiapan lahan.

“Yang bangun Pertamina dan mitra kerjanya setelah 5 tahun jadi milik PLN,” katanya.

Djoko mengatakan, selain lima proyek tersebut saat ini sudah ada fasilitas mini LNG yang beroperasi, yakni fasilitas LNG dengan moda transportasi truk khusus LNG untuk menyuplai PLTG Sambera di Kalimantan Timur  Penyaluran perdana LNG tersebut dilakukan pada Senin (30/7/2018).

Suplai LNG untuk pembangkit berkapasitas 2x20 MW tersebut menggunakan moda transportasi truk pertama kali di Indonesia. Metode suplai LNG dengan sistem truk tersebut merupakan salah satu terobosan untuk meraih wilayah pembangkit terpencil yang tidak terjangkau pipa.

Proyek ini juga sebagai salah satu solusi penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkit dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Penghematan biaya energi primer dapat mencapai Rp70 miliar per tahun serta dapat mengurangi BPP pembangkit sebesar 38%.

PLTG yang berlokasi di Jalan Poros Samarinda-Bontang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur telah beroperasi sejak 2009.  Sejak dioperasikan pembangkit tersebut menggunakan minyak sebagai bahan bakar.

Kerja sama tersebut juga merupakan sinergi BUMN antara PLN dengan PT Pertamina melalui anak usahanya, yakni PT Pertagas Niaga (PTGN) di mana sumbernya tersebut berasal dari kilang LNG milik PT Badak.

Selain itu, PTGN juga menyediakan fasilitas pengisian skala kecil sehingga dapat dikirimkan dengan moda transportasi trucking ke PLTG Sambera. Fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG ini dibangun dan dioperasikan PTGN dengan bentuk kerjasama operasi dengan PT Dharma Pratama Sejati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper