Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang asal Jepang, PT Tokyu Land Indonesia mengatakan proyek apartemen Mega Kuningan akan rampung pada 2021-2022.
Presiden Direktur Tokyu Land Indonesia, Keiji Saito mengatakan proyek apartemen dan kondominium dengan luas lahan sekitar 1 hektare ini memiliki luas lantai secara keseluruhan lebih kurang 110.000 meter persegi. Nantinya, Mega Kuningan itu akan menjadi kawasan apartemen huni ataupun sewa.
“Realisasinya sekitar 2021-2022. Tanah yang ada sudah kami miliki,” ujar Saito di BRANZ BSD, Rabu (1/8/2018).
Dia mengungkapkan, kondisi properti Indonesia saat ini memang masih belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh faktor politik jelang Pemilu. Meskipun begitu, Keito optimistis, properti akan tumbuh pasca Pilpres, bertepatan dengan selesainya pembangunan kondominium Mega Kuningan.
Saito menilai ada banyak faktor yang mendorong kebangkitan pasar properti, salah satunya adalah suku bunga yang rendah serta relaksasi aturan loan to value (LTV) yang baru diimplementasikan bulan ini oleh Bank Indonesia.
Sebagai informasi, proyek ini akan berada di pusat bisnis Kota Jakarta. Rencana serah terima proyek Mega Kuningan ini juga akan dilaksanakan pada 2022. Pengembangan kondominium ini adalah proyek ketiga Tokyu Land Indonesia sesudah BRANZ Simatupang dan BRANZ BSD. Ada pun proyek ini termasuk dalam kompleks berskala besar dan usaha manajemen sewa-menyewa pertama di Indonesia dari Tokyu Land Indonesia.
Baca Juga
Pelaksanaan pembangunan proyek Mega Kuningan ini akan berkolaborasi dengan Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport & urban Development (JOIN). Terkait proyek ini, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang telah menyetujui bantuan dana sebesar 6,5 miliar yen atau setara dengan Rp784 miliar.