Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan positif pada kuartal kedua 2018 terhadap perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) tidak membantu meningkatkan tingkat keterisian kantor.
Head of Research Jones Lang Lasalle (JLL) James Taylor mengatakan permintaan positif di sektor perkantoran pada kuartal kedua 2018 belum mampu mengesampingkan fakta bahwa tingkat keterisian masih terus menurun seiring dengan banyaknya jumlah pasokan baru yang terus berdatangan.
“Terdapat dua gedung baru kelas premium yang selesai dibangun di kuartal ini, yaitu Menara Astra dan WTC III yang berada di koridor Jalan Jend Sudirman, masing-masing gedung berkontribusi sebesar 72.000 meter persegi dan 69.000 meter persegi untuk tambahan pasokan perkantoran,” ujar James saat Media Briefing Jakarta Property Market Update Quartal II/2018 di Jakarta, dikutip Kamis (19/7/2018).
Dengan tambahan pasokan sebesar 141.000 meter persegi tersebut, hingga kini kawasan perkantoran CBD memiliki total lahan keseluruhan seluas 6,2 juta meter persegi dengan tingkat ketirisian rerata 77%.
Tingkat keterisian terdiri dari gedung premium sebesar 72%, gedung grade A sebesar 66%, dan gedung grade B sebesar 86%, dan penyumbang tingkat keterisian terbesar berada pada gedung dengan grade C, yaitu sebesar 92%.
Meski perusahaan teknologi, seperti coworking space, fintech, gim online, dan e-commerce merupakan sektor yang paling aktif pada semester pertama 2018, juga belum bisa membantu memacu tingkat keterisian pasar perkantoran di kawasan CBD.
Baca Juga
Bahkan James memprediksi hingga 2020, kawasan perkantoran CBD akan memilki 1 juta meter persegi tambahan pasokan baru.
Pasalnya tingkat keterisian yang lesu tidak akan pulih ketika pasokan perkantoran akan tetap bertambah. “Oleh karena itu, pemilik gedung menjadi lebih fleksibel dalam menentukan harga rental agar ketetisian cepat terpenuhi,” papar James.