Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional meluncurkan Indeks Pembangunan Pemuda sebagai tolok ukur kemajuan pemuda.
Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) ini dikembangkan bersama Kementerian Koordinator (Kemenko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Badan Pusat Statistik (BPS), dan didukung United Nations Population Fund (UNFPA).
Nilai penting IPP semakin kuat dikaitkan dengan fenomena bonus demografi Indonesia yang akan mengalami puncaknya pada 2030. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Gellwynn Daniel Hamzah menyatakan IPP dapat menjadi gambaran kemajuan pemuda.
"Pembangunan pemuda merupakan agenda strategis Indonesia dalam rangka mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh dan mampu berperan dalam pembangunan bangsa secara keseluruhan. IPP adalah instrumen untuk memberikan gambaran kemajuan pembangunan pemuda di Indonesia," ungkapnya di Kantor Bappenas, Jakarta, Jumat (13/7/2018).
IPP atau Youth Development Index (YDI) mencakup lima domain yakni pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.
Sekretaris Kemenpora Gatot Dewabroto menyatakan kelima domain ini memiliki relevansi dengan lima hak setiap pemuda dalam UU Nomor 40 Tahun 2009 Kepemudaan.
"Kelima hak itu adalah perlindungan, khususnya dari pengaruh destruktif; pelayanan dalam penggunaan prasarana dan sarana kepemudaaan tanpa diskriminasi; advokasi; akses untuk pengembangan diri; serta kesempatan berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengambilan keputusan strategis program kepemudaan,” jelasnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan data IPP dapat dijadikan pedoman bagi pemangku kebijakan dalam menentukan kebijakannya sekaligus menjadi peringatan kondisi pemuda terutama dari sisi lapangan kerja. IPP dapat dikaitkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan berkorelasi positif.
"Sumber data IPP dan IPM itu sama, sehingga bisa dikaitkan IPM dan IPP dan ada keterkaitan positif antara keduanya," paparnya.
Peluncuran ini sekaligus mengumumkan IPP 2016 yang mencapai 50,17, meningkat dari 2015 yang sebesar 47,33. Indeks ini menggunakan rentang nilai 0-100.
Domain pendidikan bernilai tertinggi karena ada sumbangan kuat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah menengah dan rata-rata lama sekolah. Domain ini meraih nilai 63,3 selama 2015-2016.
Dari sisi perubahan nilai indeks, domain gender dan diskriminasi mengalami peningkatan terbesar dari 36,67 menjadi 43,33. Hal ini disebabkan perbaikan indikator perkawinan usia anak dan pemuda perempuan bekerja di sektor formal.
Di sisi lain, domain lapangan dan kesempatan kerja tercatat sebagai domain terlemah dengan nilai 40 dari tahun sebelumnya yang sebesar 35. Artinya, pada usia pemuda terdapat jumlah pengangguran terbuka yang cukup besar.