Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bakrieland Development Tbk berkode saham ELTY masih optimis mencatatkan pendapatan pada 2017 sebesar Rp1,24 triliun atau mengalami penurunan 26% dari 2016.
Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk Ambono Janurianto mengatakan pada 2016 perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun. Ambono menyebut meski terjadi penurunan. perusahaan tetap optimistis mengembangkan bisnis properti pada tahun ini. Terlebih dengan sejumlah kebijakan pemerintah yang memberikan iklim positif pada industri properti.
"Perseroan optimis menghadapi seluruh tantangan dan target di 2018. Dengan kerja keras dari seluruh komponen, perseroan siap tumbuh dengan strategi yang disesuaikan dengan tantangan ke depan” saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Aston Rasuna Said, Rabu (11/7/2018).
Berdasarkan laporan keuangan selama 2017, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan pendapatan non-recurring atas penjualan tanah, rumah, dan apartemen serta penjualan unit perkantoran sebesar 61% atau Rp551 miliar dibandingkan 2016.
Sementara itu pendapatan recurring mengalami peningkatan sebesar 13% atau senilai Rp104 miliar dibandingkan 2016. Pendapatam ini terutama berasal dari pendapatan sewa serta pengelolaan perkantoran, taman hiburan, dan hotel.
Menurut laporan keuangan, peenurunan pendapatan perseroan diikuti dengan penurunan laba kotor. Dia menyebut, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp566,08 miliar menurun 5% dari tahun 2016 sebesar Rp596,57 miliar. Laba usaha 2017 sebesar Rp19,58 miliar menurun dari Rp22,02 miliar pada 2016.
Pada 2017, kata Ambono, perusahaan telah berhasil mencapai kesepakatan mengenai restrukturisasi salah satu utang terbesar yaitu utang obligasi Equity Link Bond sekitar Rp3,9 triliun.
Sebagai bagian dari skema restrukturisasi, perseroan mengklaim telah berhasil melakukan penerbitan waran yang kedepannya mendukung perseroran mendapatkan dana sebesar Rp2,5 triliun melalui pelaksanaan waran menjadi saham-saham ELTY.
Ambono menegaskan, dengan selesainya restrukturisasi utang obligasi ini, total utang mengandung bunga perseroan turun 68% menjadi sekitar Rp1,8 triliun. Dia yakin ini akan membuat struktur permodalan perseroan menjadi lebih baik dan mendukung rencana ekspansi perseroan.