Bisnis.com, JAKARTA - Rekomendasi izin ekspor bijih nikel PT Toshida Indonesia terancam dicabut karena perusahaan tersebut dianggap lalai terkait laporan produksi dan ekspornya.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Bambang Susigit mengatakan perusahaan tersebut tidak melaporkan kegiatan produksi dan ekspornya selama tiga kali berturut-turut. Adapun laporan tersebut seharusnya diberikan setiap bulan.
"Kaitan dengan laporan produksi dan ekspor. Tidak melaporkan tiga kali berturut-turut," katanya, Senin (9/7/2018).
Meskipun begitu, Bambang menyatakan belum ada pencabutan rekomendasi ekspor untuk Toshida Indonesia. Sejauh ini evaluasi masih dilakukan. Namun, peringatan tetap akan diberikan.
"Jika perusahaan bisa mengklarifikasi dan memenuhi kewajiban, tentu tidak harus dicabut. Diberi peringatan," tuturnya.
Adapun Thosida Indonesia membangun smelter di Kolaka, Sulawesi Tenggara, melalui PT Asia Mining Minerals. Kemajuan fisiknya baru sebesar 2,8%.
Rekomendasi ekspor yang diberikan sejak 11 Januari 2018 untuk Thosida Indonesia mencapai 1,95 juta ton nikel per tahun. Hingga Mei 2018, realisasinya baru mencapai 281.495 ton.