Bisnis.com, JAKARTA -- China menegaskan terbuka untuk menjalin kerja sama dagang dengan mitra asing dan hanya bisa mendapat keuntungan dari penguatan ekonomi di Eropa.
Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang mengatakan China akan terus membuka pasarnya dan menerapkan reformasi kebijakan yang bakal mendorong perekonomian negara itu. Negeri Panda juga akan memberikan kesempatan bagi negara-negara Uni Eropa (UE) termasuk yang ekonominya tergolong lemah.
"Ini adalah lalu lintas dua arah," ujarnya dalam pertemuan dengan para pemimpin Eropa di Sofia, Bulgaria, Sabtu (7/7/2018).
Dalam pertemuan itu, hadir pula perwakilan dari Bank Dunia dan European Bank for Reconstruction and Development.
Seperti dilansir Reuters, Li menyatakan keterbukaan ekonomi telah menjadi pengerek reformasi China sehingga pihaknya akan terus membuka diri kepada dunia termasuk kepada investor asing.
Kehadiran Li di Sofia berbarengan dengan mulai diterapkannya tarif impor oleh AS untuk 818 produk dari China.
Selain hadir dalam pertemuan itu, dia juga melakukan pembicaraan bilateral dengan para pemimpin negara-negara Eropa Timur. Tercatat ada 18 perjanjian dan memorandum bilateral yang ditandatangani, tapi tidak ada kesepakatan besar yang diumumkan.
China telah berjanji menggelontorkan dana miliaran dolar AS untuk berbagai proyek di kawasan Eropa Timur sebagai bagian dari program Belt and Road-nya.