Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KERETA CEPAT: Wapres Inginkan Jakarta-Surabaya Ditempuh 5-6 Jam

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan model perlintasan kereta cepat Jakarta-Surabaya masih menjadi pertimbangan, apakah akan menggunakan bentuk layang atau bawah tanah.
Kereta cepat/Reuters-Jason Lee
Kereta cepat/Reuters-Jason Lee

Bisnis.com, JAKARTA- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan model perlintasan kereta cepat Jakarta-Surabaya masih menjadi pertimbangan, apakah akan menggunakan bentuk layang atau bawah tanah.

"Sekarang kami sudah putuskan untuk segera memulai itu, tinggal studinya yang lengkap sedang dibuat bersama dengan Kementerian Perhubungan. Kalau lintasan itu bisa dibuat 'elevated' atau 'underground', maka itu bisa cukup lima atau enam jam Jakarta-Sruabaya," kata Wapres Jusuf Kalla di Tokyo seperti dikutip Antara, Rabu (13/6/2018).

Menurut Kalla, perjalanan kereta api dari Jakarta ke Surabaya saat ini menempuh waktu 12 jam karena masih banyak terdapat perlintasan sebidang.

Oleh karena itu, dengan adanya kereta cepat tersebut nantinya dapat menjadi pilihan moda transportasi masyarakat.

"Kalau itu bisa dibuat 'elevated' atau 'underground', maka itu bisa cukup 5 - 6 jam Jakarta ke Surabaya. Itu bisa bersaing dengan pesawat terbang. Sekarang kan orang lebih memilih pesawat terbang karena relatif lebih murah, juga relatif lebih cepat," tambahnya.

Pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya dimulai 2019, dengan membangun perlintasan baru dari Jakarta hingga ke Semarang.

Sementara untuk rute dari Semarang ke Surabaya akan dilalui dengan perlintasan yang sudah ada milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Rencana mulai (pembanguna) tahun depan. Ya ini tahap pertama dahulu, itu sampai Semarang. Umumnya kan sebagian besar perlintasan itu sudah dikuasai PT KAI; tinggal dibangun satu line lagi sehingga akan menjadi tiga lintasan," ujarnya.

Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dibangun dengan metode pembiayaan pinjaman lunak (soft loan), dengan tenor 40 tahun dan masa tenggang 10 tahun, beserta bunga pinjaman sebesar 0,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper