Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungan Wisman Masih Jauh dari Target, Ini Rekomendasi BPS

Pemerintah dan pelaku usaha penerbangan diminta untuk memperbanyak pembukaan rute-rute baru untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanah Air.
Wisatawan mancanegara menunggu keberangkatan pesawat, di bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Selasa (28/11)./Bloomberg-Putu Sayoga
Wisatawan mancanegara menunggu keberangkatan pesawat, di bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Selasa (28/11)./Bloomberg-Putu Sayoga

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dan pelaku usaha penerbangan diminta untuk memperbanyak pembukaan rute-rute baru untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanah Air.

Pasalnya, kendati mengalami peningkatan dari tahun lalu, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara pada kuartal I sebesar 4,97 juta kunjungan dinilai belum ideal untuk mencapai target kunjungan wisman sebesar 17 juta kunjungan pada tahun ini.

Deputi  Bidang Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menjelaskan, pembukaan rute penerbangan baru merupakan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas wisman dalam menjangkau negeri ini. Dengan kemudahan akses, destinasi wisata pun kian atraktif bagi wisman.

“Perlu dari kementerian untuk membuka lebih banyak penerbangan langsung. Itu akan menarik wisman,” ujarnya, Senin (04/06).

Dia mencontohkan, pembukaan rute penerbangan baru oleh sejumlah maskapai, seperti Jakarta—Penang oleh Citilink dan rute Pontianak—Miri oleh Wings Air berhasil mendongkrak jumlah kunjungan wisman asal Malaysia pada Maret-April 2018. Bahkan, Malaysia pun menggeser wisman asal China yang biasanya menempati urutan teratas sebagai negara penyumbang wisman terbanyak ke Indonesia.

Berdasarkan data BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada kuartal I mencapai total 4,97 juta kunjungan, atau naik 13,83% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 4,36 juta kunjungan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, jumlah kunjungan wisman pada April naik 11,04% dibandingkan jumlah kunjungan pada April tahun lalu, yaitu dari 1,17 juta menjadi 1,3 juta kunjungan. Sementara, jika dibandingkan dengan Maret 2018, jumlah kunjungan wisman pada April 2018 mengalami penurunan sebesar 4,59%, yaitu dari 1,36 juta menjadi 1,3 juta.

Adapun dari kebangsaannya, jumlah wisman yang datang ke Indonesia secara kumulatif selama Januari-April 2018 terbanyak berasal dari Malaysia sebanyak 881.500 kunjungan (17,75%), diikuti China 682.000 (13,73%), Timor Leste 566.600 (11,41%), Singapura 521.000 (10,49%) dan Australia sebesar 379.700 kunjungan (7,65%).

“Kenaikan wisman Malaysia ini terjadi karena adanya tambahan penerbangan langsung  Pontianak—Miri. Itu salah satu faktor yang memudahkan turis Malaysia berdatangan. Kita harapkan jumlah wisman ini terus meningkat sehingga pariwisata dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.

Lebih lanjut dia memerinci, jumlah wisman yang berkunjung melalui pintu masuk udara selama kuartal I 2018 sebanyak 3,08 juta kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 1,02 juta kunjungan dan pintu masuk darat sebanyak 860. 430 kunjungan.

Terpisah, Ketua  Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar memaparkan, dengan target pemerintah sebanyak 17 juta wisman tahun ini, maka jumlah kunjungan wisman yang diperlukan setiap bulan setidaknya mencapai 1,5 juta jiwa. Namun, pada dua bulan pertama tahun ini, rata-rata jumlah kunjungan wisman setiap bulannya masih di kisaran 1,1 juta hingga 1,2 juta sehingga masih diperlukan percepatan.

Lebih lanjut, dia pun berharap jumlah wisman asal China dapat bertambah lebih signifikan lagi dengan adanya sejumlah rute penerbangan langsung ke Indonesia. Meski demikian, pihaknya mengingatkan pemerintah untuk tidak hanya bergantung kepada China dalam mencapai target wisman.

“Kalau China kita harapkan angkanya bisa naik lebih tajam, dan tidak mengandalkan China saja, karena pasar utama kita kan Asean, Australia dan China,” jelasnya.

Meski demikian, dalam jangka panjangnya pengembangan kedua pasar tersebut membutuhkan insentif dari pemerintah berupa aksesibilitas, yaitu pembukaan rute penerbangan langsung, baik itu maskapai full service maupun low cost carrier dari Amerika Serikat maupun Eropa ke Indonesia.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper