Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AirAsia Usulkan Terminal Bandara Khusus LCC

AirAsia Indonesia mengusulkan pemerintah membangun terminal bandara khusus maskapai berbiaya murah (low cost carrier/LCC).
Air Asia/Reuters-Charles Platiau
Air Asia/Reuters-Charles Platiau

Bisnis.com, JAKARTA – AirAsia Indonesia mengusulkan pemerintah membangun terminal bandara khusus maskapai berbiaya murah (low cost carrier/LCC) guna meningkatkan daya saing dan memberi harga yang semakin terjangkau kepada penumpang.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan konektivitas utama rute penerbangan internasional Tanah Air sangat bergantung pada Jakarta dan Denpasar. Namun, kedua bandara di kota tersebut tidak ada yang menyediakan terminal khusus maskapai LCC.

"Padahal pertumbuhan penumpang di Indonesia atau Asean didominasi oleh [maskapai] LCC, bukan full service airline [maskapai layanan penuh/FSA]," kata Dendy, Minggu (3/6/2018).

Dia menambahkan maskapai LCC yang mendarat di bandara yang terminalnya menggunakan tarif FSA akan sulit bersaing. AirAsia rute Jakarta – Kuala Lumpur yang mampu menetapkan tarif dasar minimal Rp599.000 menjadi mahal karena penpang harus membayar tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sejumlah Rp230.000.

Dendy menyebut terminal LCC bisa membuat total harga tiket yang dibeli penumpang bisa lebih murah. PSC di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2 hanya 35 ringgit atau setara dengan Rp125.000, berbeda jauh dengan PSC di Terminal 3.

Menurutnya, konsep LCC sendiri menjadi kabur dengan tambahan PSC yang seharusnya diperuntukkan bagi maskapai FSA. Padahal, operasional maskapai LCC bertujuan mendorong sebanyak mungkin penumpang untuk menggunakan transportasi udara.

Pihaknya mengaku telah berbicara dengan PT Angkasa Pura II untuk menjadikan rencana pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta menjadi khusus LCC. Menurutnya, pihak maskapai bisa diajak untuk bekerja sama dalam pengembangan bandara di Indonesia.

Dendy mengaku siap untuk berinvestasi untuk mengembangkan bandara bersama dengan pengelola yang memiliki sertifikasi Badan Usaha Bandar Udara (BUBU). Skema kerja sama apapun siap untuk dilakukan.

Terminal bandara tersebut, lanjutnya, bukan hanya dipergunakan khusus AirAsia, melainkan terbuka bagi maskapai LCC lain. Terlebih, pembangunan terminal khusus LCC biasanya lebih murah dan bisa didesain secara sederhana.

Dia menjelaskan sederhana yang dimaksud adalah desain tidak harus rumit atau penuh dengan ornamen, sepanjang memenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan. Fasilitas penunjang seperti customs immigration quarantine (CIQ), toilet, dan area perbelanjaan juga tetap ada.

Namun, pengamat penerbangan Alvin Lie berpendapat Indonesia belum memerlukan terminal bandara khusus LCC.

Dia mengemukakan Bandara Soekarno-Hatta merupakan penyumbang kontribusi terbesar terhadap rute penerbangan di Indonesia. Sementara, Lion Air Group dan Garuda Indonesia Group merupakan dua maskapai besar yang menguasai pangsa pasar.

"Terminal 1 sudah digunakan Lion Air Group, Citilink sebagian menggunakan Terminal 2, dan operasional Garuda di Terminal 3. Jadi, saat ini belum perlu ada pembangunan terminal khusus maskapai LCC," kata Alvin.

Dia menjelaskan pembangunan terminal tetap membutuhkan investasi besar dari pengelola bandara. Konsekuensi terminal khusus LCC adalah tarif yang dikenakan terhadap penguna, baik maskapai maupun penumpang, akan lebih rendah.

Pihaknya menilai pembangunan terminal LCC membutuhkan penghitungan secara rinci dan detail, terutama soal pengembalian modal. Jika pengelola bandara menilai investasinya tidak akan terbayar, maka pembangunan terminal khusus LCC akan diurungkan.

"Kalau dipaksakan membangun, terus tarifnya menjadi tinggi seperti Terminal 3, ini tidak sesuai untuk operasi LCC," ujar Alvin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper