Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) tengah menjajaki kerja sama dengan tiga perusahaan pelayaran global (liner) untuk membuka pelayaan langsung (direct call) dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya mengatakan direct call akan membuat waktu tempuh dan biaya pengiriman barang dari Jakarta ke negara tujuan lebih efisien karena tidak transit di Singapura.
Dia menambahkan direct call yang dijajaki bakal menghubungkan Tanjung Priok dengan pelabuhan-pelabuhan penting di Asia.
Elvyn menyebutkan tanpa direct call, kargo dari Indonesia melakukan transit di Singapura. Total kargo dari Indonesia yang transit di Singapura diperkirakan 3,5 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs). Tahun lalu IPC mengalihkan 400.000 TEUs kargo ekspor dari Singapura ke Jakarta lewat direct call.
IPC menargetkan sepanjang 2018 800.000 TEUs kargo ekspor yang semula transit di Singapura bisa beralih ke Jakarta.
Elvyn menekankan IPC tidak mengambil pangsa kargo dari pelabuhan domestik di Indonesia. "Kue yang kami rebut kue dari pelabuhan Singapura. Jadi tadinya lewat Singapura dulu, sekarang lewat Jakarta kalau mau ke Eropa atau Amerika," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta pada Selasa (22/5/2018).
Menurut dia, arus kargo ekspor akan semakin meningkat jika liner asing gencar membuka direct call dari Tanjung Priok.
Dalam catatan Bisnis.com, saat ini hanya perusahaan CMA CGM yang membuka direct dall untuk rute antarbenua dari Tanjung Priok. Perusahaan pelayaran asal Prancis itu membuka rute JAX Service tujuan Amerika Serikat sejak April 2017 dan 3 bulan kemudian membuka Seane Service tujuan Eropa.
CMA CGM telah memboyong kapal APL Salalah berkapasitas 10.642 TEUs pada awal Mei 2018 lalu. Selanjutnya, Elvyn menyebut perseroan berharap kapal dengan kapasita lebih besar, yakni 14.000 TEUs bisa merapat ke Tanjung Priok pada Juni 2018.
Direktur Operasional & Sistem Informasi IPC Prasetyadi mengatakan IPC telah mengoperasikan terminal khusus alih muat (transhipment) kargo domestik.
Tahun lalu kargo transshipment domestik hanya mencapai kisaran 1.000 TEUs. Namun, saat ini jumlah kargo terus meningkat sehingga CMA CGM mengerahkan kapal yang lebih besar ke Tanjung Priok.
Sebagai gambaran, Kapal CMA CGM Tage yang berlabuh di Tanjung Priok pada 13 Mei 2018 mencatat bongkar muat 4.290 TEUs. Jumlah tersebut terdiri dari kargo muat 2.385 TEUs dan kargo yang dibongkar 1.905 TEUs.
Muatan yang diangkut kapal berbendera Malta itu berasal dari berbagai daerah seperti ikan beku dari Bitung; barang elektronik dari Surabaya; furnitur dan alas kaki dari Semarang; karet dan kertas dari Medan; serta garmen, ban, sepatu dari Bandung dan Jabodetabek.