Bisnis.com, WINA- Siemens Mobility berminat untuk berpartisipasi dalam pembangunan transportasi publik di Indonesia, terutama untuk transportasi massal kereta api.
Saat ini kereta api produksi Siemens telah dipakai di sejumlah negara, antara lain Malaysia, Amerika Serikat, China, Polandia, Arab Saudi dan Thailand.
"Indonesia potensinya sangat besar, tentu saja kami ingin berpartisipasi dalam pembangunan sistem transportasi di Indonesia," ujar Christoph Masopust saat menerima kunjungan delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di Wina, Austria, Selasa (23/5/2018).
Kunjungan ke Siemens Mobility tersebut merupakan rangkaian dari kunjungan kerja BKSAP. Kunjungan kerja ini dipimpin olej Juliari P. Batubara.
Hadir dalam kunjungan itu Rofi' Munawar, Nazarudin Kiemas, SB Wiryanti Sukamdani, Jalaludin Rakhmat, Syamsul Bachri, Rachel Maryam Sayidina, Melani Leimena Suharli, Bara K. Hasibuan, Mahfudz Abdurrahman, Achmad Farial, Ahmad Syahroni, dan Mukhtar Tompo.
Anggota BKSAP SB Wiryanti Sukamdani mengemukakan saat ini saat ini Indonesia sedang membangun transportasi publik berbasis rel, antara lain MRT, kereta Layang, dan kereta cepat. Wiryanti mempertanyakan price yang bisa ditawarkan oleh Siemens.
Hal senada diungkapkan oleh anggota BKSAP Rachel Maryam Sayidina. Rachel mengemukakan di tengah upaya pemerintah membangun infrastruktur ada masalah pendanaan.
Rachel mempertanyatakan apakah Siemens dapat memberikan harga yang kompetitif, tapi di sisi lain tidak menimbulkan masalah tenaga kerja di Indonesia. Hal ini terkait dengan penggunaan isu tenaga kerja asing.
"Apakah Siemens punya solusi finansial dan masalah tenaga kerja?" ungkap Rachel.
Christoph mengatakan pihaknya dapat bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan kedua pihak, antara lain menyangkut finansial, tenaga kerja, maupun transfer teknologi.