Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tengah melakukan lelang untuk pembangunan refinery development master plan atau RDMP Balikpapan. Lelang itu ditargetkan rampung pada Oktober 2018.
Direktur Megaproyek, Pengolahan, dan Petrokimia Pertamina Heru Setiawan mengatakan, saat ini masih dalam proses bidding EPC RDMP Balikpapan. Ada sekitar, 4 konsorsium yang terlibat dalam lelang tersebut.
"Dari 4 konsorsium itu ada yang terdiri dari kontraktor asing dan campuran dengan BUMN," ujarnya pada Rabu (23/5).
Heru pun menyebutkan, untuk investasi di proyek kilang Balikpapan bisa mencapai sekitar US$4 miliar.
"Ya, bisa lah sampai US$4 miliar untuk investasinya," ujarnya.
Selain itu, proses pembangunan kilang balikpapan juga dalam proses untuk persetujuan spin off aset. Nantinya, RDMP Kilang Balikpapan ini bakal menambah kapasitas produksi sebesar 100.000 barel per hari dan ditargetkan bisa rampung pada 2021.
Adapun, perkembangan kilang lainnya seperti, RDMP Cilacap juga tengah proses valuasi aset spin off aset dan menunggu persetujuan Kementerian BUMN. Produksi untuk kilang Cilacap bakal bertambah sebesar 50.000 barel per hari.
RDMP Balongan dalam persiapan kajian strategis untuk bisnis petrokimia secara komprehensif. Nantinya, produksi RDMP Balongan bisa bertambah 140.000 barel per hari sampai 225.000 barel per hari.
Kilang Cilacap dan Balongan itu diperkirakan bisa rampung pada 2023.
Lalu, Grass Root Refinery (GRR) Tuban masih menyelesaikan persoalan lahan. Setelah, bermasalah dalam mendapatkan lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perseroan pun mencari alternatif dengan menggunakan lahan PT Perkebunan Nusantara XI dan XII.
Produksi kilang Tuban itu diperkirakan sebesar 300.000 barel per hari.
Lalu, proses RDMP Dumai tengah sampai tahap seleksi mitra. Nantinya, RDMP Dumai bakal produksi sekitar 130.000 barel per hari.
GRR Tuban dan RDMP Dumai ditargetkan rampung pada 2024.
Terakhir, GRR Bontang sudah dalam tahap pemanfaatan lahan jalan milik negara dengan skema kerja sama operasi. Selain itu, perkembangan GRR Bontang juga dalam kajian pemanfaatan infrastruktur dan pasokan utilities PT Badak.
Produksi GRR Bontang diperkirakan sebesar 300.000 barel per hari dan rampung pada 2025.