Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Ritel Modern Kembali Berharap pada Belanja Ramadan dan Lebaran

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menargetkan belanja Ramadan 2018 dapat berkontribusi 35%-40% terhadap kinerja penjualan ritel sepanjang tahun.

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menargetkan belanja Ramadan 2018 dapat berkontribusi 35%-40% terhadap kinerja penjualan ritel sepanjang tahun.

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengatakan Ramadan dan Lebaran masih menjadi momentum yang mendongkrak belanja dan konsumsi masyarakat.

“Semua kegiatan ritel itu puncaknya puasa dan Lebaran, puncak tertingginya. [Masih berkontribusi paling tinggi] pasti, karena kalau tidak bisa lalui Lebaran ini, berarti sudah lost setahun itu,” kata Tutum kepada Bisnis.com belum lama ini.  

Dalam satu tahun, katanya, periode kuartal ketika Ramadan dan Lebaran biasanya mampu menyumbang 35%-40% penjualan dalam setahun.

“Kalau setiap kuartal 25% normalnya kalau dibagi empat, kuartal yang ada puasa dan Lebarannya minimal mencapai 35%. Harapan setinggi-tingginya,” katanya.

Di momentum menjelang Lebaran, katanya, semua orang melakukan persiapan sehingga terdorong untuk berbelanja mulai dari produk sandang hingga pangan.

“Jadi semua terdorong, persiapan untuk baju, industri banyak pesanan,” ujarnya.

Meskipun pada Ramadan 2017, kinerja ritel tidak sesuai prediksi. Pihaknya tetap optimistis, pada 2018 ini kinerja ritel sudah mulai pulih termasuk ketika Ramadan.  

Apalagi, dari data yang diperoleh Aprindo, kinerja ritel pada April 2018 sudah mulai membaik atau meningkat dibanding periode Januari-Maret 2018. Meskipun, Tutum tidak menyebutkan angka pasti berapa pertumbuhan tersebut. 

 “Kami harapkan pasti lebih baik karena 2017 itu sangat di luar prediksi, tidak baik. Kami tetap harus optimistis dan persiapannya harus lebih baik,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan memasuki Ramadan pada Maret-April 2018 sudah ada pertumbuhan positif dari penjualan ritel.

“April ini sekitar 4%, sudah ada pertumbuhan ritel modern di mal, FMCG, supermarket. Beberapa yang melakukan efisiensi sudah mulai bertumbuh,” katanya.

Dia juga memprediksi jika Ramadan tahun ini akan menaikan omzet penjualan ritel. Namun, kembali lagi, hal tersebut mata bergantung dari format bisnis yang diterapkan.

“Fesyen mungkin bisa dua kali, supermarket tidak banyak, restoran bisa meningkat 20% [omzetnya],” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan pusat belanja harus kreatif agar bisa mendorong konsumsi masyarakat ketika Ramadan dan Lebaran karena momentum ini menjadi kesempatan untuk semua berjualan.

“Biasanya 30%-40% meningkat untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari. Untuk gerai F&B, kafe mungkin turun, restoran makanan berat ada kenaikan 30%-50%,” ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper