Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROFIL IMPORTIR: INSW Kejar Target di 2018

Pengelola Portal Indonesia National Single Window (PP INSW) menargetkan bisa menayangkan profil seluruh importir dan eksporti dalam negeri, untuk menyokong pengawasan yang dilakukan kementerian dan lembaga terkait.
Pantauan di INSW./.Bisnis-Linda T. Silitonga
Pantauan di INSW./.Bisnis-Linda T. Silitonga

Bisnis.com, JAKARTA— Pengelola Portal Indonesia National Single Window (PP INSW) menargetkan bisa menayangkan profil seluruh importir dan eksporti dalam negeri, untuk menyokong pengawasan yang dilakukan kementerian dan lembaga terkait.

“Kami mau mau mencoba membantu kementerian dan lembaga [K/L] bisa memitigasi risiko dari model pengawasan,” kata Kepala Divisi Monitoring dan Evaluasi PP INSW Hari Setiayadi kepada Bisnis.

Sejak dirintis pada 2017, saat ini sudah ada 350 perusahaan dari sekitar 12.900 perusahaan yang terdiri dari importir, eksportir, dan perusahaan pengurusaan jasa kepabeanan.

Dia mengharapan 12.900 pelaku usaha seluruhnya bisa selesai dibuatkan profilnya dan ditampilkan di portal INSW.

“Kalau target ambisus tahun ini selesai. Kami tak bisa tentukan target sendiri harus bicara (dengan pihak) cukai dan K/L,” kata Hari.

Mengingat prodil perusahaan yang ditampilkan terkait kinerja importir dan eksportir, untuk itu diperlukan informasi dari bea dan cukai, dan BPOM terkait peredatan barangnya.

“Kalau satu K/L blokir perususahaan, semua K/L blokir. Perlakuan sama di seluruh K/L,” kata Hari.

Untuk Itu,  INSW mengharapkan dukungan K/L untuk mewujudkan single stakeholder dalam ISRM agar segera bisa terwujud. Adapun recana pembuatan profil perusahaan itu mulai dirntis pada 2017, disokong paket kebijakan 11,

Awalnya contoh profil dimulai dari 4 K/L yaitu BPOM, Badan Karantina Pertanian, Baran Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu, serta Bea Cukai. Kemudian berkembang ke Kementerian Perdagangan serta Kementerian kesehatan

“Baru sampai situ. Nanti semua atau 18 K/l,” kata Hari.

Dia mengemukan selama ini dinilai agak sulit bagi pihak K/l untuk melakukan mitigasi risiko, mengingat data yang mesti disaring bisa mencapai 11.000 PIB.

“Agak kesulitan untuk memfilter data dan memitigasi risiko dan menjadi data yang siap dilakukan pemeriksaan ke lapangan,” kata Hari.

Dengan adanya profil imoortr dan eksportir termasuk jejak rekam dari perilaku kalangan pengusaha, maka diharapkan bisa terseleksi kalangan usaha yang menjadi target pemeriksaan di lapangan.

Data profil importir dan eksportir diantaranya berisikan data kepemilikan perusahaah, ketersediaan gudang, dan kinerjanya.

K/L melakukan pengawasan bersama. (Pengusaha artinya) harus patuh ke semua K/L. Kalau dulu yang melototin parsial. (Sekarang kalau ada yang ] tunggak pajak, maka semua (melakukan) blokir,”

Sebaliknya jika perusahaan kinerjanya bagus, maka seluruh K/L akan memberikan penilaian yang bagus. “Dengan begtu diharapkan perusahaan berlomba mematuhi peraturan semua peraturan.”

Dia mengemukakan, program yang dirintis mulai 2017 dan diberi nama Indonesia Single Risk Management (ISRM) merupakan manajemen risiko modern yang dwajibkan pada masing-masing K/L kl.

“Di ISRM, kami menyatukan data profil pelaku usaha improtir dan eksportir di INSW menjadi bentuk single stakeholder information. Informasi bersama stakeholer yatu terdiri dari 18 K/L,” kata Hari.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper