Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hipmi Rambah Bisnis Ritel, Incar Pasar Pesantren

Pemain baru di industri ritel modern yang membidik segmen khusus dan potensial semakin marak. Terbaru, Umat Mart menargetkan bisa melakukan ekspansi 500 gerai tahun ini dengan fokus lokasi di kawasan pesantren.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia memberikan penjelasan pada konferensi pers pelaksanaan Sidang Dewan Pleno II dan Rapimnas BPP Hipmi, di Jakarta, Jumat (2/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia memberikan penjelasan pada konferensi pers pelaksanaan Sidang Dewan Pleno II dan Rapimnas BPP Hipmi, di Jakarta, Jumat (2/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pemain baru di industri ritel modern yang membidik segmen khusus dan potensial semakin marak. Terbaru, Umat Mart menargetkan bisa melakukan ekspansi 500 gerai tahun ini dengan fokus lokasi di kawasan pesantren.

Untuk diketahui, Umat Mart atau Ummart merupakan brand ritel modern yang muncul dari program Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Goes to Pesantren.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Bahlil Lahadalia mengatakan potensi dari segmen pesantren ini sangat besar, di tahap awal pihaknya akan membuka sekitar 9-10 gerai di pesantren yang berlokasi di Jawa Timur.

“Pesantren di Jawa Timur saja ada 13.000 lebih, di Jawa Tengah, Jawa Barat juga gede. Kalau secara rinci dipetakan belum ke sana tetapi menurut kami minimal 2.000-3.000 atau 20%-30% mempunyai prospek [ritel modern],” jelasnya, Rabu (9/5/2018).

Pihaknya optimistis, prospek ritel modern ini cerah ke depannya karena pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini juga ditopang oleh konsumsi termasuk ritel.

“Jadi kenapa tidak kita bantu di pesantren ini, nanti hasilnya untuk mereka juga. Semakin ramai [pemainnya] ini semakin kompetitif, dapat untung gede juga untuk pesantren,” katanya.

Bahlil meyakini sistem pola bisnis Ummart yang berbeda dengan pemberdayaan yang semi syariah dan semi koperasi ini akan memiliki dampak yang baik bagi pesantren. Hal tersebut, katanya, karena Ummart memiliki tujuan edukasi dan bisnis.

“Jadi bukan hanya profit, ada edukasinya yang lebih penting,” ujarnya.

Dia menambahkan gerakan ekonomi umat di ritel modern yang semakin ramai menurutnya justru bagus untuk industri ritel ke depan.  Beberapa pemain-pemain lain yang mengusung konsep ritel syariah, seperti 212 Mart, Leu Mart, dan lainnya.

“Tidak apa-apa, itu bagus. Sebenarnya masih banyak peluang itu dilakukan, selama produknya bagus, harganya kompetitif, pelayanannya baik, dan belanja juga karena kenyamanan. Apalagi 87% penduduk kita beragama Islam,” jelasnya.

Untuk operasionalnya, Ummart juga menggandengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), baik itu dari sisi supply maupun sistem.

“Metodologi pelayanan ritel modern pada umumnya. Kami ingin di pesantren, kerja sama dengan Aprindo agar santri mengelola, dengan tidak mengurangi asas profesionalisme,” jelasnya.

Untuk jenis produk yang diperdagangkan di gerai Ummart, katanya, akan menyesuaikan dengan kebutuhan santri di pesantren sebagai konsumennya.

“Di pesantren syariah. Ini tahap awal tapi tidak menutup kemungkinan untuk segmen masyarakat pada umumnya, fleksibel,” katanya.

Untuk investasi, dia mengungkapkan murni dari Hipmi dan masih ada di bawah Rp300 juta dengan sekitar 200 produk, untuk gerai pertama di Pondok Pesanten Byat al Hikmah Pasuruan.

Untuk diketahui, gerai ritel modern syariah semakin ekspansif pada 2018 ini. Brand 212 Mart menargetkan dapat mencapai 200 gerai pada tahun ini  setelah mencapai 107 gerai per April 2018.

Sebelumnya, Ahmad Juwaini, Direktur Eksekutif Koperasi Syariah 212, mengatakan gerai 212 Mart yang mengusung konsep ritel modern syariah ini terus berkembang signifikan. Untuk diketahui per Desember 2017, jumlah gerai 212 Mart baru mencapai 61 gerai.

Pihaknya menyambut baik berkembangnya ritel modern syariah sebagai upaya mengembangkan ekonomi masyarakat.

“Persaingan dalam bisnis merupakan hal yang wajar, baik itu dengan ritel yang memiliki konsep yang sama yaitu syariah maupun ritel modern lainnya,” katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper