Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan kembali menawarkan lima Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) untuk dikelola oleh PT PLN (Persero) dengan total kapasitas 105 megawatt (MW).
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengatakan tahun ini pemerintah menargetkan akan melelang lima WKP, baik melalui lelang umum maupun penugasan BUMN. Salah satu opsi untuk mencapai target tersebut adalah dengan memberikan penawaran kepada PLN.
"Ada 8 yang ditawarkan ke PLN, yang sedang kami proses ada 3. Yang kami tawarkan lagi 5, tapi kan belum tentu diambil," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Ida menyebutkan lima WKP yang akan ditawarkan tersebut antara lain WKP Lainea di Sulawesi Tenggara dengan kapasitas 20 MW, WKP Wapsalit di Maluku 5 MW, WKP Sembalun di Nusa Tenggara Barat 20 MW, WKP Sumani di Sumatra Barat 20 MW, dan WKP Gunung Endut di Banten 40 MW.
Bila PLN berminat, perusahaan pelat merah itu harus terlebih dahulu mengajukan rencana kerja untuk WKP-WKP tersebut sebelum nantinya disetujui menjadi penugasan ke PLN. Sementara itu, bila PLN hanya berminat mengelola sebagian WKP tersebut, sisanya akan ditawarkan kepada badan usaha melalui lelang umum.
Selain itu, PLN juga tengah mengajukan penambahan pengelolaan tiga WKP, yakni WKP Gunung Sirung berkapasitas 5 MW, Danau Ranau 55 MW, dan Oka Ile Ange 10 MW. Saat ini, Kementerian ESDM masih mengevaluasi rencana pengembangan PLN untuk tiga wilayah tersebut karena masih ada sejumlah hal yang perlu direvisi.
Sementara itu, sebelumnya Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman menyatakan pengembangan panas bumi menjadi fokus utama perseroan untuk mengembangkan pembangkit dari energi baru terbarukan.
Saat ini, perseroan telah mengantongi izin untuk mengelola delapan wilayah kerja panas bumi. Penugasan pengelolaan delapan blok panas bumi yang telah diberikan yakni WKP Mataloko 22,5 MW, Atedei 10 MW, dan Ulumbu 50 MW di Nusa Tenggara Timur, Songa Wayaua 10 MW di Maluku Utara, Gunung Tangkuban Perahu 60 MW di Jawa Barat, Tulehu 2x10 MW di Ambon, Ungaran 55 MW di Jawa Tengah, dan Kepahiang 110 MW di Bengkulu.