Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai upaya pemerintah untuk mengamankan harga bahan pokok serta berlanjutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sorotan media massa hari ini, Senin (7/5/2018).
Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional hari ini:
Jurus Baru Stabilisasi Harga. Upaya pemerintah mengamankan harga bahan pokok strategis menjelang Ramadan terus digencarkan, salah satunya melalui mekanisme percepatan impor pangan. (Bisnis Indonesia)
Pertumbuhan Ekonomi RI Berlanjut. Di tengah momentum bangkitnya ekonomi negara maju, terutama Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2018 diperkirakan masih tumbuh pada kisaran 5,1%. (Bisnis Indonesia)
Pilih-Pilih Saham Tambang Atraktif. Sejalan dengan melorotnya indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks saham sektor pertambangan juga mengalami koreksi sejak pekan ketiga April 2018. Namun, kondisi tersebut dapat menjadi peluang untuk mengoleksi saham tambang yang memiliki valuasi menarik dan prospek kinerja cemerlang. (Bisnis Indonesia)
Zona Nyaman Bank Besar. Sistem keuangan yang berlaku saat ini dinilai memberikan zona nyaman bagi industri perbankan untuk mencetak laba besar tanpa harus melakukan fungsi intermediasi secara optimal. (Bisnis Indonesia)
Nilai Pasar Saham Besar Berguguran. Harga saham emiten besar berguguran. Alhasil, nilai pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) rontok. Sejak awal tahun ini hingga Jumat lalu atau year to date (ytd), nilai total kapitalisasi pasar emiten di BEI merosot Rp 524,23 triliun menjadi Rp 6.471,72 triliun. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 8,86% (ytd) menjadi 5.792,35. (Kontan)
Bersandar Ekonomi Puasa & Lebaran. Kinerja ekonomi kuartal II-2018 akan menjadi penentu realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018. Momentum puasa dan lebaran diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun 2018, sehingga bisa menembus angka 5,1%. (Kontan)
BI: Investor Asing Bakal Masuk RI Lagi. Bank Indonesia (BI) optimistis pasar keuangan Indonesia masih berada dalam kondisi stabil meskipun masih berada dalam bayang-bayang menguatnya dollar Amerika Serikat (AS). (Kontan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
