Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA INDUSTRI GULA: Perbaikan Produktivitas Tebu Opsi Terbaik

Perbaikan produktivitas perkebunan tebu seperti menaikan rendemen, memperbaiki harga pokok produksi dan bongkar ratoon dapat menjadi alternatif lain untuk memperbaiki kinerja industri gula.
Buruh memanen tebu untuk dikirim ke pabrik gula di Ngawi, Jawa Timur, Selasa (8/8)./ANTARA-Ari Bowo Sucipto
Buruh memanen tebu untuk dikirim ke pabrik gula di Ngawi, Jawa Timur, Selasa (8/8)./ANTARA-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA – Perbaikan produktivitas perkebunan tebu seperti menaikan rendemen, memperbaiki harga pokok produksi dan bongkar ratoon dapat menjadi alternatif lain untuk memperbaiki kinerja industri gula.

Ketua Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan BUMN perkebunan sebaiknya memperbaiki rendemen perkebunan dan pemerintah memperbaiki harga pokok produksi bagi petani. Dengan begitu, dia optimistis perkebunan tebu dan industri gula akan bergairah kembali.

“Sekarang ini jangan menganut rezim harga murah untuk memanjakan konsumen. Alhasil, jadinya importasi menjadi jalan keluar.Kita harus menganut rezim biaya pokok produsi rendah karena itu bisa meningkatkan produktivitas di sawah dan di pabrik dengan peningkatan rendemen,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (3/5/2018).

Soemitro menyadari jika rendemen perkebunan tebu di Indonesia masih rendah dibandingkan negara produsen lain yang berada di kisaran 10% ke atas. Oleh sebab itu ada baiknya untuk mengakali kondisi tersebut dengan cara memberikan harga pokok produksi yang bagus atau memberikan subsidi bagi petani tebu.

Selain itu petani juga memerlukan pupuk dan benih yang bagus. Hal ini bertujuan agar petani tebu kembali bergairah menanam komoditas tersebut. “. Suatu hari produksi kita sudah meningkat karena petani senang mendapatkan pupuk yang bagus dan pabrik gula juga bagus. Maka terjadi equilibrium antara suplai dan demand karena harga rendah jadi tidak perlu impor lagi,” katanya.

Menurutnya, pemerintah perlu mengeluarkan dana dari kas negara untuk menggairahkan kembali indutri gula supaya konsumen mendapat harga murah dan petani diberikan harga pokok produksi yang tinggi. Sehingga tercipta kondisi win win solution antara petani, pabrik dan konsumen.

Dia menyoroti industri gula dan perkebunan tebu yang coba dibangun namun gagal seperti di Kalimantan yang kalah gairahnya dibandingkan kelapa sawit. Lalu PTPN II yang menyisakan satu pabrik gula yang beroperasi dari 4 pabrik. Menurutnya penutupan ini adalah bentuk pesimisme karena gula tidak termasuk dalam rencana besar ketahanan pangan.

“Negara harus berkorban bagi petani jangan petani yang menjadi korban,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper