Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian terus berupaya menarik lebih banyak investasi industri plastik dan karet di dalam negeri, mulai dari sektor hulu sampai hilir.
Peningkatan investasi di kedua sektor tersebut diharapkan memperkuat struktur industri dan mendongkrak nilai tambah serta mengurangi bahan baku impor.
“Industri plastik dan karet merupakan backbone yang sangat terkait dengan industri-industri lain sehingga dapat menopang pembangunan nasional,” kata Sekjen Kemenperin Haris Munandar dalam keterangan resmi, Rabu (2/5/2018).
Haris mengatakan dalam menarik investor pemerintah telah mengeluarkan berbagai program dan kebijakan strategis dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif serta memberikan kemudahan untuk beragam perizinan. Salah satu contohnya adalah pemberian insentif bagi industri padat karya berorientasi ekspor serta industri yang mengembangkan inovasi dan vokasi.
Kemenperin juga telah memfasilitasi beberapa pembangunan kawasan industri yang terpadu, terutama di luar Jawa.
Haris menyebutkan produk plastik dan karet merupakan produk penting karena dibutuhkan sektor-sektor manufaktur strategis secara terintegrasi, antara lain industri pangan, permesinan, otomotif, dan elektronika.
“Untuk itu, berdasarkan UU Perindustrian dan RIPIN, pemerintah dan stakeholders bersinergi dalam memacu produktivitas dan daya saing industri tersebut,” ujarnya.
Pengembangan industri plastik dan karet di Indonesia diyakini masih cukup prospektif. Saat ini, potensi industri plastik nasional, didukung dengan jumlah 925 perusahaan yang memiliki total produksi mencapai 4,68 juta ton per tahun untuk berbagai produk plastik dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 37.327 orang.
"Sekarang permintaan produk plastik nasional sebesar 4,6 juta ton, meningkat 5% dalam 5 tahun terakhir,” ungkapnya.
Haris berharap, produk plastik lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mampu bersaing di pasar internasional.
Sementara itu, untuk komoditas karet, Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil karet alam dengan produksi sebesar 4 juta ton per tahun. Produksi karet alam nasional masih dapat ditingkatkan mengingat potensi lahan yang ada mencapai 3,5 juta hektare. Sebesar 80% produksi karet alam Indonesia diekspor keluar negeri dan sisanya dikonsumsi di dalam negeri untuk memproduksi barang-barang bernilai tambah tinggi.
"Produk ban merupakan salah satu komoditas andalan ekspor dengan 70% total produksi diperuntukkan bagi pasar ekspor dan nilai ekspor mencapai USD1,5 miliar per tahun," imbuhnya.
Agar produk industri nasional semakin berdaya saing, upaya yang telah dilakukan oleh Kemenperin, di antaranya mendorong penerapan standar nasional Indonesia (SNI), penyusunan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI), serta penguatan kegiatan litbang. Selain itu, Kemenperin juga memfasilitasi pelaku untuk ikut serta dalam pameran sehingga bisa memperluas pasar.