Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riset Indonesia Indicator : Warganet Pertanyakan Kemurnian Aksi Buruh

Nuansa politik berita buruh dan aksi buruh membuat warganet di lini masa Twitter memiliki sikap tersendiri. Kemurnian aksi buruh pun dipertanyakan warganet yang berkomentar di media sosial.
Massa menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day 2018 di Jakarta, Selasa (1/5/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Massa menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day 2018 di Jakarta, Selasa (1/5/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Nuansa politik berita buruh dan aksi buruh membuat warganet di lini masa Twitter memiliki sikap tersendiri. Kemurnian aksi buruh pun dipertanyakan warganet yang berkomentar di media sosial. 

Berdasar riset Indonesia Indicator (I2), dalam setahun terakhir, percakapan tentang buruh mencapai 358.173 tweets yang dikicaukan oleh 73.388 akun.

"Dalam perbincangan tersebut dimensi "trust" dan "anticipation" sangat dominan. Namun, dalam dimensi "trust", di antaranya dimunculkan dari keraguan warganet mengenai kemurnian dari aksi-aksi buruh," papar Direktur Komunikasi I2 Rustika Herlambang.

Hal itu disampaikannya melalui siaran pers, Rabu (2/5/2018) terkait hasil riset bertajuk "Buruh Indonesia dalam Potret Media".

Riset I2 juga menunjukkan bahwa persoalan pengupahan dan kesejahteraan (19.024 berita) masih menjadi isu yang dilekatkan media pada buruh.

Di banyak daerah, buruh masih konsisten menekan pemerintah maupun perusahaan untuk mendapatkan hak penghasilan yang lebih layak. Secara akumulasi, isu ini disebarkan dalam 19.024 berita atau sebesar 35% dari total lima isu teratas.

Politik dan Pemilu

Temuan menarik dari hasil telusur data media, kata Rustika, adalah isu politik dan pemilu (10.206 berita). Isu ini menduduki posisi isu terbesar ke dua dari seluruh pemberitan mengenai buruh dalam setahun terakhir.

Hal itu menunjukkan bahwa tren isu politik dan pemilu meningkat searah dengan tren peningkatan berita buruh secara umum. Dengan kata lain, tren peningkatan berita buruh dalam setahun terakhir sesungguhnya ditopang dan digerakkan oleh isu politik dan pemilu.

Sementara itu, permasalahan TKI Ilegal (9.865 berita) yang diikuti dengan serangkaian permasalahan buruh migran di luar negeri juga menguat menempati posisi ketiga.

Sedangkan, isu keempat dan kelima yang banyak diberitakan media adalah soal pro dan kontra Tenaga Kerja Asing yang mencapai 8.175 serta isu Hari Buruh yang mencapai 7.742.

Demonstrasi Massa

Rustika menambahkan, aksi demonstarasi masih menjadi saluran utama yang diambil buruh dalam mengekspresikan tuntutannya. Isu ini menyebar dalam 4.425 berita.

Berdasarkan riset I2, Presiden KSPI Said Iqbal menjadi tokoh tervokal di media dengan 3.469 pernyataan dikutip media.

Posisi kedua ditempati Direktur Eksekutif Migran Care Wahyu Susilo dengan 970 pernyataan. Tokoh buruh tervokal ketiga ditempati Ketua Pusat Studi Migrant Care Anies Hidayah dengan 630 pernyataan.

Posisi keempat ditempati Sekjen OPSI Timboel Siregar dengan 592 pernyataan. Sedangkan, Ketua Umum SBSI Muchtar Pakpahan menempati posisi kelima dengan 390 pernyataan.

KSPI yang dipimpin Said Iqbal pun otomatis menjadi organisasi buruh paling eksis di media massa dengan 2.439 berita. Sedangkan, posisi kedua ditempati SPSI dengan 1.934 berita.

Organisasi buruh tervokal ketiga ditempati FSPMI dengan 1.512 berita. Sementara itu, posisi keempat dan kelima ditempati ILO dengan 759 berita dan KSPSI 696 berita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper