Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai bidang usaha sektor perkebunan terutama tebu menarik minat para investor, namun sulit untuk mendapatkan lahan.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Azhar Lubis mengatakan dibandingkan dengan bidang usaha sektor tanaman pangan, sektor perkebunan lebih menarik minat para investor terutama komoditas tebu.
"Sektor Perkebunan yang menarik dibandingkan dengan tanaman pangan. Terutama [komoditas] tebu yang menarik karena perkebunan sawit lahannya sekarang sedikit. Tebu bidang usaha yang menarik tapi lahannya yang susah,"katanya kepada Bisnis, Senin (30/4).
Menurutnya, untuk perkebunan tebu memerlukan lahan minimal 10.000 ha. Oleh sebab itu perlu ada delegasi antara lembaga seperti KLHK, Pemda dan Kementan. Saat ini tim tersebut sudah terbentuk, dan Azhar mengatakan ikut di dalamnya.
Perihal niat PTPN Holding untuk melakukan spin off terhadap anak usaha Pabrik Gula PTPN VII dan PTPN XIV, Azhar mengatakan sejauh ini belum ada investor asing yang berminat masuk. Namun dia meyakini tetap perkebunan dapat menarik penanaman modal dari luar.
"[Saat ini] belum masuk sama sekali. Setelah disana selesai, baru akan ke kita," katanya.
Azhar mengatakan sejauh ini, perkebunan tebu yang sudah mulai beroperasi adalah milik PT. Muria Sumba Manis di Waingapu, Sumba Timur. Sepengatahuannya pada bulan Mei, alat-alat pabrik gula akan mulai masuk ke Sumba dan melakukan proses pembangunan pabrik.
Sementara untuk, investasi besar dari Grup GDTC asal Maroko sebesar Rp10 triliun sampai sejauh ini baru keluar surat persetujuan. Namun dana tersebut belum masuk ke dalam negeri.
"Khusus investasi dari maroko baru persetujuan saja kami keluarkan. Masih banyak persiapan yang akan diperlukan. Namun kami harapkan perkebunan tebu dan peternak bisa terealisasi," tutupnya.